Jawaban:

Perjalanan Menuju Sekolah

Cerpen sahabat terbaik

Pagi itu, cuaca sangat cerah, Sinar Surya membuka jendela kaca kamarku, cahayanya menepis pelupuk mata hingga memaksaku untuk membukanya. Selai kulihat dinding menunjukkan pukul 06.00.

perlahan-lahan menuju ke kamar mandi, melihat ibu sedang mempersiapkan perbekalan yang aku bawa ke sekolah.

Menyelesaikan mandi dan mempersiapkan diri, tidak lupa berpamitan dengan ibu, bapak dan adik, sambil meminta do'a agar memastikan keselamatan serta menerapkan hingga kembali ke rumah. Terakhir kuucapkan salam setelah mencium kedua tangan mereka.

Aku menuju rumah Tika, seorang teman baikku yang telah berbagi sejuta kisah denganku sejak kecil. Jarak antara rumahku dan rumahnya hanya puluhan meter, dia telah siap dan kamipun berangkat bersama dengan berjalan kaki.

Sedangkan jarak rumahku dengan sekolah 200 meter, namun karena beberapa hari terakhir turun hujan yang sangat deras, jalanan dan risiko yang diantisipasi, sehingga perjalanan hanya sedikit terhambat karena harus berhati-hati.

Benar saja. Di tengah perjalanan, mobil angkutan umum melintas dan berpaspasan dengan kami. Tiba-tiba mobil tersebut melindas daring air yang letaknya antara kami dan mobil. Posisiku yang mengarah ke jalan akhirnya menjadi lindasan udara dan seragamku di sebelah kanan.

Sontak aku dan Tika kaget, penampilan jam menunjukkan pukul 06.45, artinya tidak lama lagi bel masuk kelas akan berbunyi, sehingga tidak mendukung kembali ke rumah untuk mengganti seragam. Aku sedih, begitu juga dengan Tika saat melihatku.

Namun, tiba-tiba saja, Tika mengeluarkan selembar kain dari tasnya, dan memberikannya kepadaku.

“Nih, kamu pakai kain ini aja buat lap-in baju kamu, gapapa kok, pakai aja, biar baju kamu kering dan bersih lagi” ujar Tika dengan senyumnya.

Akhirnya kain tersebut aku pakai, hingga bersihlah seragamku, namun kain yang diberikan tika menjadi kotor. Aku merasa sangat bersalah dan benar-benar memberatkan dia.

Karena kain bersih itu akan digunakan untuk menutupi mulutnya karena ternyata dia juga dalam batuk dan flu.

“Makasih banyak ya ka, kamu memang teman terbaik yang aku kenal, aku gak bakal ngelupain semua pujian pernahmu. Semoga kita tetap selamanya kapanpun” ujarku sambil menatap.

“Udahlah Rin, kamu sahabat baikku sejak kecil, kita telah melalui semuanya secara bersamaan, enggak mungkin kamu ke sekolah dengan pakaian kotor seperti tadi. Yuk, berangkat lagi” ujarnya sambil tersenyum.

Setelah selesai, aku dan Tika melanjutkan perjalanan dengan lebih hati-hati lagi.

Penjelasan:

Maaf kalo salah ya kk