Kepala Sekolahku, Pemimpin IdolakuKepala sekolah SD Harapan Jaya bernama Pak Jaya. Pak Jaya merupakan penduduk asi Desa Harapan Jaya. Bellau sudah menjabat menjadi kepala sekolah selama lima belas tahun. Semua warga sekolah menghormati dan menyayangi beliau.

Suatu hari beliau membaca selebaran tentang lomba pidato yang diadakan di kota Beliau teringat dengan salah satu muridnya, yaitu Udin Udin suka membaca, percaya diri, dan komunikatif Beliau berencana mendaftarkan Udin mengikuti lomba pidato.

Sambil berpikir mencari sumber dana, Pak Jaya mendaftarkan Udin mengikuti lomba pidato di kota, Pak Jaya bahkan tidak segan mengajari Udin cara berpidato yang benar tiap jam pelajaran usai Udin dengan mudah menangkap pelajaran dari Pak Jaya. Semakin mendekati hari perlombaan, Pak Jaya gelisah karena belum mendapat dana untuk pergi ke kota.

Saat merenung Pak Jaya melihat banyak pohon mangga di kebun sekolah yang berbuah dan siap dipanen. Beliau mempunyai ide untuk menggalang dana dengan menjual buah mangga hasil kebun tersebut. Pak Jaya berdiskusi dengan guru-guru yang lain tentang ide yang dimilikinya. Semua guru mendukung ide Pak Jaya.

Keesokan harinya, buah mangga yang sudah siap dipanen dipetik dan dijual ke pasar. Ternyata hasilnya cukup untuk dana lomba pidato Udin. Pak Jaya dan semua guru sangat senang. Akhimya, mereka mendapat dana untuk pergi mengikuti lomba. Hasilnya pun tidak mengecewakan Udin berhasil menjadi juara lomba pidato, Udin berhasil membuat hanum nama sekolah. Semua bangga dengan prestasi Udin.

1. Mengapa kepala sekolah pada cerita di atas menjadi pemimpin idola?
2. Apakah kepala sekolah pada cerita sudah mengamalkan nilai-nilai kerakyatan? Jelaskan!3. Apa alasan kepala sekolah membantu Udin untuk mengikuti lomba pidato?
4. Apa yang bisa kita teladani dari sosok kepala sekolah tersebut?
5. Apakah yang menyebabkan Udin akhirnya dapat pergi mengikuti lomba pidato? Jelaskan!​