Sri Sultan Hamengkubuwono IX tidak mengizinkan pembangunan jalan tol di wilayahnya karena ada beberapa alasan yang melatarbelakangi keputusannya. Salah satu alasannya adalah untuk menjaga keaslian dan kelestarian budaya serta sejarah Yogyakarta yang terkenal dengan keindahan dan kekhasannya. Pembangunan jalan tol di wilayah tersebut dianggap akan merusak tata kota dan lingkungan sekitarnya.

Selain itu, Sri Sultan Hamengkubuwono IX juga menganggap bahwa pembangunan jalan tol akan merusak struktur tanah dan lingkungan hidup yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan masyarakat. Ia lebih memilih untuk mengejar pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan mengoptimalkan potensi yang ada, seperti pariwisata dan industri kreatif.

sebagai pemimpin yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakatnya, Sri Sultan Hamengkubuwono IX juga mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi yang akan terjadi jika jalan tol dibangun di wilayahnya. Oleh karena itu, ia memilih untuk menolak pembangunan jalan tol dan mengupayakan solusi alternatif yang lebih ramah lingkungan serta berkelanjutan bagi masyarakat.