Tolong jawab cepat ya ( No gasal ) gerti gak

Berikut ini adalah pertanyaan dari andrisusanto84 pada mata pelajaran PPKn untuk jenjang Sekolah Dasar

Tolong jawab cepat ya ( No gasal ) gerti gak
Tolong jawab cepat ya ( No gasal ) gerti gak

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Penjelasan:

(1). Suku Jawa sendiri memiliki cabang-cabang suku lain, seperti suku Samin yang berada di Jawa Tengah, lalu suku Tengger yang berdiam di kawasan pegunungan Bromo yang merupakan salah satu taman wisata alam di Indonesia, dan suku Osing atau Using yang merupakan penduduk asli Banyuwangi.

ragam bahasa

Suku Jawa dikenal memiliki logat atau dialok yang halus. Mayoritas suku Jawa menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Jawa sendiri memiliki pembagian tingkatan, yaitu bahasa Jawa ngoko, bahasa Jawa madya, dan bahasa Jawa krama. Pembagian tingkatan bahasa ini didasarkan atas perbedaan usia, tingkat kekerabatan dan tingkat derajat antara yang berbicara dengan yang diajak bicara.

adat-istiadat

1. Adat Istiadat Suku Jawa Ketika Perempuan Sedang Hamil

2. Adat Istiadat Suku Jawa – Upacara Sekaten

3. Adat Istiadat Suku Jawa – Upacara Kenduren

4. Adat Istiadat Suku Jawa – Pernikahan dalam Suku Jawa

5.DLL

Kalimantan

1 Suku Hakka.

2 Bugis Pagatan.

3 Suku Melayu Kalimantan Barat.

4 Suku Kutai.

5 Suku Dayak.

6 Suku Banjar.

7 Suku Paser.

8 Suku Tidung.

ragam bahasa

Bahasa Borneo Kayan-Murik

Bahasa Bahau(bhv)(Suku Bahau, Kalimantan Timur) Bahasa Kayan Busang [bfg](Suku Busang, Kalimantan Timur) Bahasa Kayan Wahau [whu](Suku Bahau, Kalimantan Timur) Bahasa Kayan Mahakam [xay](Kutai Barat, Kalimantan Timur)

adat-istiadat

1. Upacara Tariu Upacara ini dilakukan oleh seorang Panglima Suku Dayak untuk mengetahui kapan waktu yang tepat memulai peperangan, dengan memanggil roh para leluhur. Biasanya upacara Tariu ini dilakukan sebelum sang panglima mengirimkan “mangkok merah” sebagai tanda akan dimulainya sebuah perang. “Mangkok merah” tersebut akan dikirimkan ke kampung-kampung jika sang panglima merasa sukunya sedang terancam aatau dalam bahaya besar. Dalam ritual tersebut, roh para leluhur akan merasuki tubuh sang panglima, dan akan memberinya kekuatan. Para pasukan yang mendengar mantera-mantera yang dibacakan dalam upacara ini juga akan kerasukan dan mendapat kekuatan yang sama. Dengan kekuatan tersebut, mereka akan berperang dengan hebat, sehingga semakin sakti. Sedangkan, jika orang yang jiwanya labil juga ikut mendengarnya, maka akan langsung jatuh sakit atau menjadi gila. Menurut cerita masyarakat Suku Dayak, sejauh ini “mangkok merah” sendiri sudah pernah beredar beberapa kali. Untuk yang pertama, “mangkok merah” keluar pada zaman penjajahan Jepang dulu, dimana Suku Dayak pernah berperang dengan tentara Negeri Sakura tersebut. Kemudian, “mangkok merah” juga pernah dikirimkan saat mereka akan berperang dengan orang-orang Tionghoa untuk mengusirnya dari daerah-daerah Dayak pada tahun 1967.

2. Upacara Manajah Antang Dalam menghadapi peperangan, biasanya Suku Dayak juga akan melakukan upacara Manajah Antang. Melalui upacara ini, mereka akan mencari petunjuk mengenai keberadaan musuhnya yang selama ini sulit ditemukan. Dalam upacara ini, mereka juga memanggil roh para leluhur melalui burung Antang, yang kemudian akan memberitahukan dimana musuhnya berada. Selain itu, upacara Manajah Antang ini juga bisa digunakan untuk mencari petunjuk lain.

3. Upacara Tiwah Acara adat istiadat Suku Dayak yang satu ini merupakan upacara untuk mengantar tulang-belulang orang yang sudah meninggal. Dalam upacara Tiwah ini, akan dilakukan banyak ritual, tarian, dan bebunyian dari alat-alat musik tradisional Suku Dayak. Dalam ritual tersebut, mereka akan menyampaikan maksud untuk mengantar tulang-belulang orang yang sudah meninggal tersebut kepada roh para leluhur, agar bisa dijaga. Oleh karena itu, upacara Tiwah juga sama sakralnya dengan dua upacara yang sudah dibahas sebelumnya. Setelah mereka menyampaikan keinginan kepada roh para leluhur, barulah tulang-belulang orang yang sudah meninggal tersebut dibawa dan diletakkan ke tempatnya, yaitu sebuah rumah kecil yang dibuat khusus untuk oarang meninggal, atau disebut Sandung. Selama upacara ini, alat-alat musik tradisional akan terus dimainkan dengan khusyuk.

Sulawesi

Suku Minahasa.

Suku Bantik.

Suku Borgo.

Suku Mongondow.

Suku Ponosakan.

Suku Ratahan.

Suku Sangir.

Suku Talaud

ragam bahasa

Bahasa-bahasa di Sulawesi terbagi dalam 5 rumpun bahasa, yaitu: Celebic, Filipina, Melayik, Sama-Bajau, dan Sulawesi Selatan.

adat-istiadat

ACCERA KALOMPONG

MAPPALILI

Upacara Adat Kematian (Ammateang)

Pakaian Adat Suku Makassar ini disebut dengan “Baju Bodo”

Rumah dalam bahasa Makassar disebut “Balla”. Rumah ini berbentuk rumah panggung dengan kayu sebagai penyangganya

Makanan paling terkenal dan paling digemari oleh banyak orang dari orang Makassar ini adalah Coto Makassar, Sop Saudara, dan Sop Konro. Ketiga makanan khas ini sangat mudah ditemukan di Indonesia, dengan bumbu khas dan rasa yang nikmat, menjadikan ketiga makanan sangat terkenal hingga ke mancanegara.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh rinaagus824 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 11 May 21