Berikut ini adalah pertanyaan dari dillaramadhani2020 pada mata pelajaran PPKn untuk jenjang Sekolah Dasar
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Perang Jawa dari tahun 1741 hingga 1743 adalah konflik bersenjata antara gabungan tentara Tionghoa dengan Jawa melawan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang meletus di Jawa tengah dan timur. Setelah tentara Belanda membantai 10.000 orang Tionghoa di Batavia (sekarang Jakarta), mereka yang selamat melarikan diri ke Semarang di bawah kepemimpinan Khe Pandjang. Meskipun telah diperingatkan bahwa pemberontakan akan segera meletus, kepala militer VOC Bartholomeus Visscher mengabaikan peringatan tersebut dan tidak menyiapkan bala bantuan. Seiring perkembangan situasi, Sunan Mataram Pakubuwono II memilih mendukung para pemberontak Tionghoa sambil berpura-pura membantu Belanda.Setelah korban pertama berjatuhan pada 1 Februari 1741 di Pati, para pemberontak Tionghoa menyebar ke seluruh Jawa bagian tengah. Orang Jawa turut membantu orang Tionghoa sembari berpura-pura bertempur melawan mereka agar orang Belanda mengira didukung orang Jawa. Tipu daya ini menjadi semakin jelas dan tentara Tionghoa terus mendekati Semarang, alhasil Visscher menjadi tidak stabil secara mental. Sesudah merebut Rembang, Tanjung, dan Jepara, tentara gabungan Tionghoa dan Jawa mengepung Semarang pada Juni 1741. Pangeran Cakraningrat IV dari Madura menawarkan bantuan kepada Belanda, dan dari Madura ke arah barat ia membantai semua orang Tionghoa yang dapat ia temui dan memadamkan pemberontakan di Jawa bagian timur.
Pada akhir tahun 1741, pengepungan Semarang berhasil dipatahkan setelah tentara Pakubuwono II melarikan diri karena tentara Belanda, dengan bala bantuan mereka, memiliki senjata api yang lebih unggul. Setelah Belanda melancarkan kampanye militer pada tahun 1742, Pakubuwono II memutuskan untuk menyerah dan beralih membantu Belanda. Namun, beberapa pangeran Jawa ingin meneruskan perang, sehingga pada 6 April Pakubuwono II tidak diakui oleh para pemberontak. Keponakan Pakubuwono II, Raden Mas Garendi, kemudian dipilih oleh para pemberontak sebagai penggantinya. Begitu Belanda berhasil merebut kembali semua kota di pantai utara Jawa, para pemberontak menyerang ibu kota Pakubuwono II di Kartosuro, sehingga dia terpaksa melarikan diri bersama keluarganya. Cakraningrat IV merebut kembali kota tersebut pada Desember 1742, dan pada awal 1743 pemberontak Tionghoa terakhir telah menyerah. Setelah perang ini berakhir, Belanda semakin menancapkan kekuasaannya di Jawa melalui perjanjian dengan Pakubuwono II.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh karvelyn dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Tue, 24 May 22