Berikut ini adalah pertanyaan dari thebroklin789 pada mata pelajaran Penjaskes untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
HIV (Human Immunodeficiency Virus) virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga daya tubuh semakin melemah dan rentan diserang berbagai penyakit. HIV yang tidak cepat ditangani akan berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yang mana kondisi ini merupakan stadium akhir dari infeksi HIV dan tubuh sudah tidak mampu untuk melawan infeksi yang ditimbulkan.
Faktor Risiko HIV/AIDS
HIV/AIDS masuk melalui dua jalur yaitu melalui cairan kelamin dan darah, sehingga faktor risiko HIV/ AIDS berhubungan dengan kedua hal tersebut antara lain:
Sering berganti pasangan
Melakukan hubungan seksual yang beresiko baik homoseksual maupun heteroseksual
Menggunakan jarum suntik narkoba secara bersamaan
Penularan dari ibu hamil yang mengidap HIV/AIDS melalui plasenta ke janin
Gejala HIV/AIDS
Stadium 1
Fase ini disebut sebagai infeksi HIV asimtomatik dimana gejala HIV awal masih tidak terasa. Fase ini belum masuk kategori sebagai AIDS karena tidak menunjukkan gejala. Apabila ada gejala yang sering terjadi adalah pembengkakan kelenjar getah bening di beberapa bagian tubuh seperti ketiak, leher, dan lipatan paha. Penderita (ODHA) pada fase ini masih terlihat sehat dan normal namun penderita sudah terinfeksi serta dapat menularkan virus ke orang lain.
Stadium 2
Daya tahan tubuh ODHA pada fase ini umumnya mulai menurun namun, gejala mulai muncul dapat berupa:
Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Penurunan ini dapat mencapai kurang dari 10 persen dari berat badan sebelumnya
Infeksi saluran pernapasan seperti siunusitis, bronkitis, radang telinga tengah (otitis), dan radang tenggorokan
Infeksi jamur pada kuku dan jari-jari
Herpes zoster yang timbul bintil kulit berisi air dan berulang dalam lima tahun
Gatal pada kulit
Dermatitis seboroik atau gangguan kulit yang menyebabkan kulit bersisik, berketombe, dan berwarna kemerahan
Radang mulut dan stomatitis (sariawan di ujung bibir) yang berulang
Stadium 3
Pada fase ini mulai timbul gejala-gejala infeksi primer yang khas sehingga dapat mengindikasikan diagnosis infeksi HIV/AIDS. Gejala pada stadium 3 antara lain:
Diare kronis yang berlangsung lebih dari satu bulan tanpa penyebab yang jelas
Penurunan berat badan kurang dari 10% berat badan sebelumnya tanpa penyebab yang jelas
Demam yang terus hilang dan muncul selama lebih dari satu bulan
Infeksi jamur di mulut (Candiasis oral)
Muncul bercak putih pada lidah yang tampak kasar, berobak, dan berbulu
Tuberkulosis paru
Radang mulut akut, radang gusi, dan infeksi gusi (periodontitis) yang tidak kunjung sembuh
Penurunan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit
Stadium 4
Fase ini merupakan stadium akhir AIDS yang ditandai dengan pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh dan penderita dapat merasakan beberapa gejala infeksi oportunistik yang merupakan infeksi pada sistem kekebalan tubuh yang lemah. Beberapa gejala dapat meliputi:
Pneumonia pneumocystis dengan gejala kelelahan berat, batuk kering, sesak nafas, dan demam
Penderita semakin kurus dan mengalami penurunan berat badan lebih dari 10%
Infeksi bakteri berat, infeksi sendi dan tulang, serta radang otak
Infeksi herpes simplex kronis yang menimbulkan gangguan pada kulit kelamin dan di sekitar bibir
Tuberkulosis kelenjar
Infeksi jamur di kerongkongan sehingga membuat kesulitan untuk makan
Sarcoma Kaposi atau kanker yang disebabkan oleh infeksi virus human herpesvirus 8 (HHV8)
Toxoplasmosis cerebral yaitu infeksi toksoplasma otak yang menimbulkan abses di otak
Penurunan kesadaran, kondisi tubuh ODHA sudah sangat lemah sehingga aktivitas terbatas dilakukan di tempat tidur
Diagnosis HIV/AIDS
Apabila menyadari perilaku kita beresiko, segera melakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan penanganan. Penanganan awal yaitu dengan diagnosa untuk mendeteksi apakah seseorang tersebut terinfeksi HIV. Diagnosis HIV ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium. Jenis pemeriksaan laboratorium HIV dapat berupa:
Tes serologi yang terdiri dari:
Tes cepat (Rapid Test)
Tes Enzyme Immunoassay (EIA)
Tes virologis yang terdiri dari:
HIV DNA kualitatif (EID), tes ini digunakan untuk mendiagnosis keberadan virus pada bayi berumur kurang dari 18 bulan
HIV RNA kuantitatif, tes ini digunakan untuk memeriksa jumlah virus dalam darah
Pengobatan HIV/AIDS
Penderita yang telah terdiagnosis HIV harus segera mendapatkan pengobatan berupa antiretroviral (ARV) yang bekerja untuk mencegah virus HIV menggandakan diri dan menghancurkan sel CD4. Pengobatan ini dapat digunakan untuk ibu hamil agar mencegah penularan HIV ke janin. Namun perlu diingat bahwa pengobatan ini harus dilakukan rutin dan diminum sesuai jadwal, di waktu yang sama setiap hari agar perkembangan virus dapat dikendalikan.
Pencegahan HIV/AIDS
Penularan HIV dapat dicegah melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Saling setia terhadap pasangan, hindari berganti-ganti pasangan
Hindari penggunaan narkoba terutama melalui jarum suntik
Edukasi HIV yang benar mengenai cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya, dapat membantu mencegah penularan HIV di masyarakat.
Penjelasan:
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh ChokySupriyanto dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Thu, 02 Mar 23