Jawaban:

Sebelumnya, perlu diingat bahwa konsep "ketertinggalan budaya" harus dipahami dengan konteks sosial dan sejarah suku pedalaman yang bersangkutan. Hal ini karena konsep tersebut tidak dapat diterapkan secara universal atau mengikuti standar kebudayaan tertentu. Selain itu, faktor-faktor yang memengaruhi ketertinggalan budaya suku pedalaman juga beragam dan kompleks, tergantung pada kondisi sosial, ekonomi, politik, lingkungan, dan budaya di suku tersebut. Namun demikian, berikut adalah beberapa faktor yang umumnya dapat memengaruhi ketertinggalan budaya suku pedalaman:

1.Ketidaktahuan dan minimnya akses informasi tentang perkembangan budaya modern dan teknologi.

2.Keterbatasan sarana dan prasarana yang memadai, seperti infrastruktur jalan, listrik, dan telekomunikasi.

3.Ketergantungan pada sumber daya alam dan ekonomi subsisten yang minim, sehingga tidak dapat meningkatkan taraf hidup.

4.Pengaruh dominasi dan diskriminasi dari kelompok yang lebih kuat, seperti pemerintah atau kelompok etnis tertentu.

5.Minimnya akses pada pendidikan formal dan program pengembangan keterampilan.

6.Tradisi dan kebiasaan sosial yang membatasi mobilitas atau interaksi dengan kelompok lain.

7.Minimnya dukungan dan partisipasi dari kelompok masyarakat, khususnya perempuan dan anak-anak.

8.Kurangnya pemahaman tentang hak asasi manusia dan nilai-nilai demokrasi.

9.Konflik internal dan eksternal yang memengaruhi stabilitas dan keamanan masyarakat.

10.Ketergantungan pada mitos dan kepercayaan tradisional yang menghambat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

11.Kurangnya pemahaman tentang pentingnya kesehatan dan sanitasi, sehingga menyebabkan tingginya angka kematian bayi dan ibu hamil.

12.Keterbatasan pada sumber daya air bersih dan sanitasi yang memadai.

13.Pengaruh buruk dari perubahan lingkungan, seperti deforestasi dan perubahan iklim.

14.Ketergantungan pada praktik tradisional yang merusak lingkungan dan sumber daya alam.

15.Keterbatasan pada akses pada pelayanan kesehatan yang memadai dan terjangkau.

16.Minimnya akses pada perumahan yang aman dan layak huni.

17.Minimnya partisipasi dalam proses pembangunan dan pengambilan keputusan di tingkat lokal dan nasional.

18.Kurangnya pemahaman tentang pentingnya nilai-nilai multikulturalisme dan toleransi antar-etnis.

19.Keterbatasan pada akses pada keamanan dan perlindungan hukum.

20.Kurangnya dukungan dan perhatian dari pemerintah atau organisasi internasional untuk mengembangkan potensi dan meningkatkan kesejahteraan suku pedalaman