Ada beberapa metode penilaian persediaan barang dagangan yang umum digunakan, antara lain:

1. FIFO (First In First Out) - metode ini menganggap bahwa barang yang pertama kali masuk ke gudang adalah yang pertama kali dijual. Oleh karena itu, harga dari barang yang pertama kali masuk dipakai untuk menghitung nilai persediaan.

2. LIFO (Last In First Out) - metode ini menganggap bahwa barang terakhir yang masuk ke gudang adalah yang pertama kali dijual. Oleh karena itu, harga dari barang yang terakhir masuk dianggap sebagai harga barang yang dijual.

3. Metode Rata-rata - metode ini mengambil rata-rata harga persediaan untuk menentukan nilai persediaan. Harga rata-rata dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh harga barang dagangan yang ada di dalam persediaan dan membaginya dengan jumlah unit barang yang ada.

4. Metode Harga Pokok Pesanan - metode ini digunakan untuk menentukan nilai persediaan pada perusahaan yang memproduksi barang sesuai pesanan. Nilai persediaan didasarkan pada biaya produksi barang yang belum terjual.

5. Metode Harga Perolehan - metode ini menentukan nilai persediaan dengan menghitung harga perolehan barang dan mengurangi dengan akumulasi pengurangan biaya seperti diskon dan potongan harga.

Setiap metode penilaian persediaan memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung pada jenis bisnis dan strategi operasional yang digunakan. Perlu juga untuk selalu mengikuti ketentuan perpajakan dalam menentukan nilai persediaan di dalam laporan keuangan.