A. Proses Terbentuknya Salju

Salju terbentuk dari uap air yang mengalami pendinginan dan kondensasi pada ketinggian tertentu di atmosfer. Uap air ini berinteraksi dengan partikel-partikel kecil di udara dan membentuk kristal es. Kristal es ini kemudian bertambah besar dan berat melalui proses akresi atau penggabungan dengan kristal es lain yang ada di sekitarnya. Kristal es yang telah bertambah besar dan berat kemudian jatuh ke bumi sebagai salju.

B. Perubahan Wujud yang Terjadi pada Proses Terbentuknya Salju

Proses terbentuknya salju melibatkan perubahan wujud dari gas (uap air) menjadi padat (salju). Proses ini melalui beberapa tahapan, yaitu:

• Kondensasi: Uap air di udara mengalami pendinginan dan berubah menjadi tetesan air kecil di sekitar partikel kecil di udara.
• Pembentukan Kristal Es: Tetesan air tadi kemudian membeku dan membentuk kristal es yang memiliki bentuk geometris tertentu seperti segitiga atau heksagonal.
• Pertumbuhan Kristal Es: Kristal es yang telah terbentuk ini bertambah besar dan berat melalui proses akresi atau penggabungan dengan kristal es lain yang ada di sekitarnya.
• Jatuh ke Bumi: Kristal es yang telah bertambah besar dan berat kemudian jatuh ke bumi sebagai salju.

C. Daerah Permukaan Bumi yang Dapat Mengalami Turunnya Salju

Salju biasanya terbentuk di daerah dengan iklim yang sangat dingin, terutama pada daerah kutub atau di pegunungan dengan ketinggian yang tinggi. Beberapa daerah di dunia yang sering mengalami turunnya salju antara lain daerah pegunungan di Amerika Serikat, Eropa, Asia, dan sebagian kecil di Afrika. Di Indonesia sendiri, salju tidak dapat terbentuk karena Indonesia merupakan negara tropis dengan suhu yang relatif hangat. Namun, pada ketinggian yang sangat tinggi seperti di puncak gunung Jayawijaya, terdapat fenomena hujan es atau es kering yang memiliki kesamaan dengan salju.