Jawaban:

• 1) The text tells the readers about a local ruler named King Sulahkromo and his Prime Minister named Raden Sidopekso, and the King's desire for the Prime Minister's wife, Sri Tanjung, leads to tragic events.
• 2) The writer wrote the text to convey a story of jealousy, betrayal, and ultimately, the power of true love.
• 3) The story takes place in a place that later be known as 'Banyuwangi'.
• 4) Desire for power over Prime Minister wife.
• 5) She kept her faithfulness to her husband.
• 6) The Prime Minister wanted to kill his wife because he was provoked by the King.
• 7) The word 'river bank' has the same meaning as the edge of a river.
• 8) Sri Tanjung proved her faithful by insisting that the King's accusations were false and that her innocence would be proven, thus the river became clean and fragrantic.
• 9) "After Sidopekso killed her, he threw her dead body into the dirty river."
• 10) From the text, we can learn that we shouldn't believe in rumors or accusations without proof and that we should always strive to prove our innocence.

Penjelasan:

• 1) Teks ini menceritakan tentang seorang penguasa lokal bernama Raja Sulahkromo dan Perdana Menterinya bernama Raden Sidopekso, dan keinginan Raja untuk mendapatkan istri Perdana Menteri, Sri Tanjung, yang berakhir tragis.
• 2) Penulis menulis teks ini untuk menggambarkan emosi, kecemburuan, pengkhianatan, dan kekuatan cinta yang sejati.
• 3) Cerita ini terjadi di suatu tempat yang kemudian dikenal sebagai 'Banyuwangi'.
• 4) Keinginan untuk mendapatkan kekuasaan atas istri Perdana Menteri.
• 5) Sri Tanjung tetap setia pada suaminya.
• 6) Perdana Menteri ingin membunuh istrinya karena disulut oleh Raja.
• 7) Kata 'River Bank' memiliki arti yang sama dengan "pinggiran sungai".
• 8) Sri Tanjung membuktikan kesetiaannya dengan menegaskan bahwa tuduhan Raja salah dan bahwa ketidak-bersalahannya akan terbukti, yang nantinya diceritakan sungai menjadi bersih dan harum.
• 9) "Setelah Sidopekso membunuhnya, ia melemparkan tubuhnya ke dalam sungai yang kotor"
• 10) Dari teks ini, kita bisa belajar bahwa kita tidak boleh percaya langsung pada tuduhan tanpa bukti dan selalu berusaha untuk membuktikan ketidak-bersalahan kita.