Di tengah suatu malam yang sunyi, seorang santri duduk bersila dalam ruang baca pondok pesantren. Ia memegang sebuah kitab suci yang penuh hikmah. Matanya terfokus pada lembaran-lembaran halus yang tersusun rapi di dalamnya.

Sambil melafalkan doa-doa dalam hati, santri itu mengingat kembali riwayat yang ia pelajari. Ia tahu bahwa nama kitab suci ini adalah Al-Qur'an. Kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw. melalui perantaraan Malaikat Jibril.

Dalam keheningan malam, santri itu menyadari betapa besar keberuntungan dirinya. Ia memiliki kesempatan untuk mempelajari dan menghayati pesan-pesan ilahi yang tertulis di dalam kitab suci ini. Ia merenungkan kebijaksanaan dan petunjuk yang terkandung di setiap ayat, menginspirasi hidupnya dan menjadi pedoman dalam setiap langkahnya.

Dalam kesederhanaan narasi ini, santri itu membuktikan kecintaannya kepada kitab suci Al-Qur'an. Ia menghormati dan memahami bahwa kitab ini adalah sebuah anugerah suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., dan melalui beliau, disampaikan kepada seluruh umat manusia.

Santri itu, dengan penuh kerendahan hati, berharap dapat mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya. Ia ingin menjadikan Al-Qur'an sebagai panduan hidupnya, menuju kebaikan dan ketakwaan.