Pada bagian ini, pertama-tama kalian diminta untuk mengisi tabel kwl.

Berikut ini adalah pertanyaan dari fitryy5507 pada mata pelajaran PPKn untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Pada bagian ini, pertama-tama kalian diminta untuk mengisi tabel kwl. kwl adalah singkatan dari what i know, what i want to know, dan what i learned, yang berarti "apa yang saya tahu", "apa yang saya ingin ketahui", dan "apa yang telah saya ketahui". pertama-tama kalian perlu mengisi dua kolom di awal pembel ran. berikut panduan pertanyaan untuk mengisi tabel kwl:a. berdasarkan materi ppkn pada kelas sebelumnya, apa yang telah kalian ketahui tentang pancasila? secara lebih spesiik, apa yang kalian ketahui tentang sejarah lahirnya pancasila?

b. berdasarkan pengetahuan kalian sebelumnya, tuliskan

apa yang ingin kalian ketahui lebih mendalam tentang

pancasila?​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

tahui lebih mendalam tentang Pancasila?

Aktivitas Belajar Mengisi KWL

Saya Tahu ...

diisi di awal pembelajaran

Saya Ingin Tahu …

diisi di awal pembelajaran

Saya Telah Ketahui ...

diisi di akhir pembelajaran

Setelah mengisi tabel KWL, mari kita baca artikel

berikut untuk mengetahui bagaimana pemikiran para

pendiri bangsa tentang Indonesia Merdeka.

Ide-Ide Pendiri Bangsa tentang Negara Merdeka

Perjuangan bangsa Indonesia untuk keluar dari penjajahan melewati fase panjang.

Dalam catatan sejarah disebutkan bahwa kekalahan Belanda atas Jepang dalam

perang Asia Timur Raya menyebabkan bangsa Indonesia terlepas dari penjajahan

Belanda menuju ke penjajahan Jepang. Jepang dapat menguasai wilayah Indonesia

setelah Belanda menyerah di Kalijati, Subang, Jawa Barat pada 8 Maret 1942. Jepang

menggunakan sejumlah semboyan, seperti “Jepang Pelindung Asia”, “Jepang Cahaya

Asia”, “Jepang Saudara Tua”, untuk menarik simpati bangsa Indonesia.Namun, kemenangan Jepang ini tidak bertahan lama, karena pihak Sekutu (Inggris,

Amerika Serikat, dan Belanda) melakukan serangan balasan kepada Jepang untuk

merebut kembali Indonesia. Sekutu berhasil menguasai sejumlah daerah. Mencermati

situasi yang semakin terdesak tersebut, pada peringatan Pembangunan Djawa Baroe

pada 1 Maret 1945, Jepang mengumumkan rencananya untuk membentuk Dokuritsu

Zyunbi Tyoosakai (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan/BPUPK).

Jepang pun mewujudkan janjinya dengan

membentuk Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (Badan

Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdeka-

an/BPUPK) pada 29 April 1945 bersamaan de-

ngan hari ulang tahun Kaisar Hirohito, atas izin

Panglima Letnan Jenderal Kumakichi Harada.

Di dalam BPUPK, terdapat dua badan; 1) Badan

Perundingan atau Badan Persidangan, 2) Kantor

Tata Usaha atau sekretariat. Badan Perundingan

diisi oleh seorang kaico (ketua), dua orang fuku

kaico (ketua muda atau wakil ketua) dan 62 orang

iin atau anggota. Termasuk juga dalam BPUPK

ini adalah 7 orang Jepang berstatus sebagai

pengurus istimewa yang bertugas mengawasi.

BPUPK sendiri diketuai oleh KRT Radjiman Wedyodiningrat dengan Wakil

Ketua Ichibangase Yosio dan Raden Pandji Soeroso. BPUPK ini melaksanakan 2 kali

sidang; 1) 29 Mei-1 Juni 1945 membahas tentang Dasar Negara, 2) 10-17 Juli 1945

membahas tentang Rancangan Undang-Undang Dasar.

Berdasarkan sejumlah naskah, ada sejumlah tokoh yang turut menyampaikan

pidato pada sidang pertama BPUPK, 29 Mei-1 Juni 1945. Beberapa sumber menye-

butkan bahwa pada sidang pertama BPUPK selama empat hari, terdapat 32 anggota

BPUPK yang menyampaikan pidato, yaitu: 11 orang pada 29 Mei, 10 orang pada 30

Mei, 6 orang pada 31 Mei, serta 5 orang pada 1 Juni 1945.Koleksi Pringgodigdo menyebutkan beberapa nama yang berpidato pada 29 Mei

1945, yaitu: Margono, Sosrodiningrat, Soemitro, Wiranatakoesoema, Woerjaningrat,

Soerjo, Soesanto, Soedirman, Dasaad, Rooseno, dan Aris. Sementara itu, pada 30

Mei 1945, ada sembilan tokoh yang berpidato pada sidang BPUPK, yaitu: M. Hatta,

H. Agoes Salim, Samsoedin, Wongsonagoro, Soerachman, Soewandi, A. Rachim,

Soekiman, dan Soetardjo. Adapun pada sidang BPUPK tanggal 31 Mei 1945, ada empat

belas tokoh yang menyampaikan pidato, yaitu: Soepomo, Abdul Kadir, Hendromartono,

Mohammad Yamin, Sanoesi, Liem Koen Hian, Moenandar, Dahler, Soekarno, Ki

Bagoes Hadikoesoemo, Koesoema Atmaja, Oei Tjong Hauw, Parada Harahap, dan

Boentaran. Sementara pada tanggal 1 Juni, anggota BPUPK yang menyampaikan pidato

di antaranya Baswedan, Mudzakkir, Otto Iskandardinata, dan Soekarno.

Sekurang-kurangnya terdapat tiga pokok bahasan dalam sidang BPUPK

berkenaan dengan dasar negara, yaitu: 1), apakah Indonesia akan dijadikan sebagai

negara kesatuan atau negara federal (bondstaat) atau negara perserikatan (statenbond),

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh knya24 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 17 Apr 22