daulah Ayyubiyah membagi kekuasaan nya menjadi berapa wilayah?​

Berikut ini adalah pertanyaan dari reisyamaharani68 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Daulah Ayyubiyah membagi kekuasaan nya menjadi berapa wilayah?​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Dinasti Ayyubiyah atau Bani Ayyubiyah (bahasa Arab: الأيوبيون‎ al-Ayyūbīyūn; bahasa Kurdi: خانەدانی ئەیووبیان Xanedana Eyûbiyan) adalah sebuah dinasti Muslim Sunni beretnis Kurdi[4][5][6] yang didirikan oleh Salahuddin Ayyubi dan berpusat di Mesir. Dinasti tersebut memerintah sebagian besar wilayah Timur Tengah pada abad ke-12 dan ke-13. Salahuddin mulai menjabat sebagai wazir di Mesir, pusat kekuasaan Kekhalifahan Fatimiyah yang berhaluan Syiah pada tahun 1169. Ia kemudian melengserkan Dinasti Fatimiyah pada tahun 1171. Tiga tahun kemudian, setelah kematian atasannya dari Dinasti Zankiyah, Nuruddin Zanki, Salahuddin dinyatakan sebagai sultan.[7] Dalam kurun waktu satu dasawarsa kemudian, Ayyubiyah mengobarkan perang penaklukan di wilayah Timur Tengah. Pada tahun 1183, mereka telah menguasai Mesir, Syam, Mesopotamia utara, Hijaz, Yaman, dan pesisir Afrika Utara hingga mencapai perbatasan Tunisia modern. Sebagian besar wilayah Tentara Salib, termasuk Kerajaan Yerusalem jatuh ke tangan Salahuddin setelah ia berhasil memperoleh kemenangan yang gemilang dalam Pertempuran Hittin pada tahun 1187. Namun, Tentara Salib berhasil merebut kembali wilayah pesisir Palestina pada dasawarsa 1190-an.

Kesultanan Ayyubiyah Mesir

الأيوبيون

ئەیووبی

Eyûbî

1171–1260/13411

Bendera Ayyubiyah Saladin's Standard.svg

Kiri: Bendera Dinasti Ayyubiyah

Kanan: Rekonstruksi Standar Pribadi Salahuddin

Wilayah Kesultanan Ayyubiyah Mesir setelah kematian Salahuddin pada tahun 1193

Wilayah Kesultanan Ayyubiyah Mesir setelah kematian Salahuddin pada tahun 1193

Status

Negara berdaulat

(1171–1260)

Ibu kota

Kairo (1171–1174)

Damaskus (1174–1218)

Kairo (1218–1250)

Aleppo (1250–1260)

Hama (sampai 1341)

Bahasa yang umum digunakan

Arab

Kurdi3

Koptik

Agama

Islam Sunni

Mazhab: Syafi'i[1]

Aqidah: Asy'ari

[2]

Pemerintahan

Monarki Kesultanan

Sultan

• 1174–1193

Salahuddin Ayyubi (pertama)

• 1193–1198

Al-Aziz

• 1198–1200

Al-Mansur

• 1200–1218

Al-Adil I

• 1218–1238

Al-Kamil

• 1238–1240

Al-Adil II

• 1240–1249

As-Salih Ayyub

• 1250–1254

Al-Asyraf

Sejarah

• Didirikan

1171

• Dibubarkan

1260/13411

Luas

Perkiraan tahun 1190[3]

2000000 km2 (770000 sq mi)

Populasi

• Abad ke-12

7.200.000 (perkiraan)2

Mata uang

Dinar

Didahului oleh Digantikan oleh

Fatimiyah

Dinasti Zankiyah

Kerajaan Yerusalem

Kesultanan Mamluk (Kairo)

Sekarang bagian dari

Mesir

Irak

Israel

Yordania

Lebanon

Libya

Palestina

Arab Saudi

Sudan

Suriah

Tunisia

Turki

Yaman

1 Salah satu cabang dinasti Ayyubiyah memerintah Hasankeyf sampai awal abad ke-16.

2 Jumlah penduduk wilayah Ayyubiyah tidak diketahui. Angka ini hanya mencakup penduduk Mesir, Suriah, Irak utara, Palestina, dan Yordania. Wilayah Ayyubiyah lainnya, termasuk Yaman, Hijaz, Nubia, dan Libya timur, tidak termasuk dalam hitungan.

3 Bahasa Kurdi adalah bahasa ibu Dinasti Ayyubiyah, tetapi dari akhir abad ke-12 dan seterusnya, para penguasa Ayyubiyah menuturkan bahasa Arab secara fasih dan sudah meninggalkan bahasa Kurdi.

Setelah Salahuddin menjemput ajalnya pada tahun 1193, putra-putranya saling memperebutkan kekuasaan. Pada akhirnya adik Salahuddin yang bernama al-Adil berhasil menjadi sultan pada tahun 1200. Semua sultan Ayyubiyah di Mesir pada masa selanjutnya adalah keturunannya. Pada dasawarsa 1230-an, amir-amir (para penguasa kecil) di Syam mencoba memisahkan diri dari Mesir, dan Kesultanan Ayyubiyah pun terpecah hingga Sultan as-Salih Ayyub berhasil menyatukannya kembali dengan menaklukkan sebagian besar wilayah Syam (kecuali Aleppo) pada tahun 1247. Pada masa yang sama, dinasti-dinasti Muslim setempat telah mengusir Ayyubiyah dari Yaman, Hijaz, dan sebagian wilayah Mesopotamia. Setelah as-Salih Ayyub tutup usia pada tahun 1249, al-Mu'azzam Turansyah menggantikannya di Mesir. Namun, al-Mu'azzam Turansyah dilengserkan tidak lama kemudian oleh para panglima Mamluk yang sebelumnya berhasil menghalau serangan Tentara Salib ke Delta Nil. Maka kekuasaan Dinasti Ayyubiyah di Mesir pun berakhir. Upaya para amir Syam (yang dipimpin oleh an-Nasir Yusuf dari Aleppo) untuk merebut kembali Mesir juga tidak membuahkan hasil. Pada tahun 1260, bangsa Mongol menjarah Aleppo dan kemudian menaklukkan wilayah-wilayah Ayyubiyah yang tersisa. Kesultanan Mamluk berhasil mengusir bangsa Mongol dan membiarkan seorang penguasa Ayyubiyah berkuasa di Hamat sampai penguasa terakhir wilayah tersebut dilengserkan oleh Mamluk pada tahun 1341.

Walaupun tidak bertahan lama, Dinasti Ayyubiyah telah memajukan ekonomi wilayah yang mereka kuasai. Mereka juga mendukung para cendekiawan dan mendirikan fasilitas-fasilitas pembelajaran yang diperlukan oleh mereka, sehingga mereka berhasil membangkitkan kembali kegiatan keilmuwan di dunia Islam. Selain itu, Dinasti Ayyubiyah berupaya memperkuat dominasi Sunni di wilayah mereka dengan mendirikan sejumlah madrasah di kota-kota besar.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh devenyerichomanurung dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Mon, 06 Jun 22