Komentar tentang Kasus Suap Krakatau Steel dan Catatan Kelam BUMN

Berikut ini adalah pertanyaan dari hanggulia pada mata pelajaran PPKn untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Komentar tentang Kasus Suap Krakatau Steel dan Catatan Kelam BUMN

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Bulan Maret lalu, Indonesia dikejutkan dengan Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada salah satu direktur PT Krakatau Steel Tbk. Sehari setelah OTT, terungkap fakta bahwa Direktur Teknologi dan Produksi Krakatau Steel, Wisnu Kuncoro, sebagai tersangka penerima suap dalam kasus pengadaan kebutuhan barang dan peralatan di Krakatau Steel. Aksi suap tersebut dilakukan oleh kontraktor yakni Kenneth Sutardja dan Kurniawan Eddy Tjokro (Yudi) dengan seorang perantara Alexander Muskitta. 

Awalnya Wisnu merencanakan kebutuhan barang dan peralatan untuk keperluan kantor. Kemudian Alexander, menawarkan rekannya untuk dijadikan sebagai kontraktor dalam rangka memenuhi kebutuhan pekerjaan tersebut. Pada kesepakatannya dengan kontraktor, ternyata terdapat additional cost yang dibebankan kepada kontraktor untuk memperlancar proyek tersebut. Sebagian additional cost yang diminta Alex kepada kontraktor kemudian disalurkan kembali oleh Alex kepada Wisnu pada tanggal 22 Maret lalu di salah satu kedai kopi bilangan Bintaro. Keesokan harinya, tersangka diamankan oleh KPK dan pada hari Senin (26/03) dilakukan penggeledahan di kantor pusat Krakatau Steel di Cilegon, Banten. 

Pada Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Kamis (15/08) lalu, Ketua Majelis Hakim Franky Tambuwun, menyatakan terdakwa Yudi terbukti secara sah melakukan tindak pidana korupsi dan dijatuhkan pidana selama 1 tahun dan 3 bulan ditambah denda sebesar Rp100 juta atau setara dengan tambahan pidana selama 3 bulan. Vonis tersebut lebih rendah dibanding dengan tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) KPK yang meminta agar Kurniawan divonis 1 tahun dan 8 bulan penjara ditambah denda Rp100 juta subsider 6 bulan kurungan. Sementara itu, Wisnu dan Alexander disangkakan dengan UU nomor 31 tahun 1999 pasal 12 huruf a atau huruf b atau pasal 11. Apabila merujuk ke pasal tersebut, tersangka terancam pidana penjara hingga 20 tahun dan terancam denda sekitar Rp200 juta hingga Rp1 miliar. 

Melihat rekam jejak karir Wisnu Kuncoro, ia mulai menjabat sebagai Direktur Produksi dan Riset Teknologi PT Krakatau Steel sejak 29 Maret 2017 menggantikan Hilman Hasyim. Sebelum menduduki posisi tersebut, ia juga sempat menjabat sebagai Direktur Utama PT Krakatau Engineering tahun 2015-2017 dan Direktur Utama PT Krakatau Industrial Estate Cilegon tahun 2014-2015.

Sebelum maraknya kasus korupsi, PT Krakatau Steel juga telah banyak disorot akibat penurunan kinerja perusahaan selama tujuh tahun terakhir yang selalu mengalami kerugian. Kerugian ini disebabkan banyak faktor: penjualan menurun, biaya produksi baja masih tinggi dan utang. Menurut BPS, nilai impor besi dan baja pada Juli 2018 sudah tumbuh 56,55 persen menjadi US$996,2 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya. Impor ini yang menyebabkan produk Krakatau Steel tidak cukup bersaing. Dari segi kekuatan pasar, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim, mengatakan bahwa kondisi pasar saat ini sangat kompetitif. Menurutnya, turunnya pendapatan merupakan efek dari volume penjualan yang turun secara tahunan secara rata-rata. Selain volume penjualan, harga jual produk pun juga ikut turun. Dalam Laporan Tahunan 2019, beban kerugian pada periode berjalan mencapai US$36 juta atau setara dengan Rp504 miliar (kurs Rp14.038 per dolar AS). Beban tersebut membengkak dari bulan Maret 2018 sebesar US$5,30 juta.

Dari segi utang, berdasarkan laporan keuangan tahun 2019, tercatat utang sebesar US$2,01 miliar, turun sedikit dari tahun 2018 lalu yaitu sebesar US$2,49 miliar. Komposisi utang tersebut sebagian besar berasal dari utang jangka pendek. Utang jangka pendek pada tahun ini mencapai US$1,4 miliar, sementara utang jangka panjangnya hanya sebesar US$968 juta. Akibatnya masih harus menelan kerugian sepanjang tahun 2019, sebab dilihat dari segi net revenue pun telah menurun dari US$486 juta pada tahun 2018 menjadi US$418 juta pada tahun 2019. 

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh fahrezyyal dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Mon, 20 Jun 22