bagaimana nabi menganggap Zaid sebagai anaknya​

Berikut ini adalah pertanyaan dari widyalinda441 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Bagaimana nabi menganggap Zaid sebagai anaknya​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Seorang teman ketika diingatkan oleh kawan yang lain untuk tidak makan dengan tangan kirinya menyanggah dengan berucap, “Darimana logikanya bahwa makan dengan tangan kiri itu salah?”.

Kemudian kawan yang mengingatkan menjawab dari Rasulullah SAW. Dan saya menambahkan dari hadist yang disampaikan Umar ra.

Rasulullah saw bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian hendak makan maka hendaknya makan dengan menggunakan tangan kanan, dan apabila hendak minum maka hendaknya minum juga dengan tangan kanan. Sesungguhnya setan itu makan dengan tangan kiri dan juga minum dengan menggunakan tangan kirinya.” (HR Muslim). Dari raut mukanya dirasakan tidak menerima alasan kami, namun mungkin karena tidak mau memperpanjang perdebatan diapun mengalihkan pembicaraan.

Memang Allah memberikan akal dan pikiran kepada kita yang pada hakikat fungsinya adalah untuk mencerna ayat-ayat Allah, mempertegas keyakinan pada-Nya. Bukan untuk justru berbalik menolaknya.

Sebagaimana surat Al Ahzab ayat 36: “Dan, tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan, barang siapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.”

Subhanallah dengan ayat ini seakan Allah ingin menyatakan bahwa apa yang datang dari Allah dan Rasul-Nya terkadang tidak terjangkau oleh akal umatnya. Yakinlah bahwa Allah dan Rasul-Nya selalu menginginkan yang terbaik bagi umatnya. Karena sesungguhnya hanya Allah-lah yang lebih mengetahui mana yang terbaik untuk kita bahkan dibandingkan dengan kita sendiri.

Karenanya keinginan kita tidaklah dapat mendahului keinginan Allah, dan jika Allah dan Rasul-Nya sudah menetapkan sesuatu, tidak patut kita mengedepankan keinginan kita dengan menolaknya.

Penjelasan:

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh maherrasultan19 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Thu, 05 May 22