Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk melestarikan populasi tarsius, di antaranya:

1. Penetapan kawasan konservasi: Pemerintah Indonesia telah menetapkan beberapa kawasan konservasi yang menjadi habitat tarsius, seperti Taman Nasional Lore Lindu di Sulawesi Tengah dan Taman Nasional Tangkoko Batuangus di Sulawesi Utara.
2. Perlindungan hukum: Tarsius dilindungi oleh undang-undang Indonesia, seperti Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Barangsiapa yang melanggar hukum ini maka akan dikenakan sanksi berupa denda dan/atau hukuman penjara.
3. Pengawasan dan penegakan hukum: Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan berbagai organisasi dan lembaga untuk memantau aktivitas manusia yang dapat merusak habitat tarsius, seperti perburuan dan perusakan habitat. Tim pengawasan juga melakukan patroli rutin untuk mencegah kegiatan ilegal yang merusak habitat tarsius
4. Pendidikan dan kesadaran masyarakat: Pemerintah Indonesia juga gencar melakukan kampanye pendidikan dan kesadaran masyarakat untuk memperkenalkan tarsius dan mengajak masyarakat untuk melestarikan spesies ini. Kampanye ini dilakukan melalui berbagai media, seperti iklan televisi, brosur, dan media sosial.
5. Penelitian: Pemerintah Indonesia juga melakukan penelitian untuk memahami lebih lanjut tentang tarsius, termasuk tentang habitat, perilaku, dan kondisi kesehatannya. Penelitian ini menjadi dasar untuk mengambil langkah-langkah yang lebih efektif dalam melestarikan populasi tarsius.

Dengan adanya upaya-upaya ini, diharapkan populasi tarsius dapat terus bertahan dan terjaga keberadaannya di alam liar.