Jawaban:

Beberapa pemimpin dunia dalam perdagangan barang dan jasa antara lain Amerika Serikat, China, Jepang, Jerman, dan Korea Selatan.

Nilai tukar mata uang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peluang perusahaan di berbagai belahan dunia karena mempengaruhi daya saing produk dan layanan mereka di pasar global. Nilai tukar yang tinggi dapat memperkuat daya beli mata uang dan memperkuat kemampuan suatu negara dalam melakukan ekspor dan investasi di luar negeri. Sebaliknya, nilai tukar yang rendah dapat mengurangi daya beli mata uang dan mengurangi kemampuan suatu negara untuk bersaing di pasar global.

Misalnya, jika nilai tukar mata uang negara A rendah dibandingkan dengan nilai tukar mata uang negara B, maka produk dari negara A akan menjadi lebih murah di negara B. Sehingga, perusahaan dari negara A akan lebih mampu bersaing di pasar global. Namun, jika nilai tukar mata uang negara A tinggi, maka produk dari negara A akan menjadi lebih mahal di negara B, sehingga perusahaan dari negara A akan kesulitan bersaing dengan perusahaan dari negara lain di pasar global.

Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan nilai tukar mata uang saat melakukan ekspor dan investasi di luar negeri, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar yang tidak terduga. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut adalah dengan melakukan lindung nilai (hedging) dengan menggunakan instrumen keuangan seperti kontrak berjangka (forward contract) atau opsi valuta asing (foreign exchange option).