Jawaban:

Konfusianisme merupakan ajaran filsafat dan moral yang memiliki pengaruh besar dalam sejarah Tiongkok. Pada era Dinasti Qing, Konfusianisme menjadi ajaran resmi dan diadopsi sebagai dasar pendidikan serta administrasi negara. Namun, di samping itu terjadi pula beberapa pergerakan intelektual yang mengkritik dan menantang keberadaan Konfusianisme, salah satunya adalah gerakan Reformasi Seratus Hari pada akhir abad ke-19.

Setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949, pemerintah komunis melarang ajaran Konfusianisme karena dianggap sebagai ajaran yang tidak sesuai dengan ideologi komunis. Namun, pada akhir 1970-an, terjadi perubahan kebijakan pemerintah dan Konfusianisme dianggap sebagai bagian dari warisan budaya Tiongkok yang penting. Sejak saat itu, Konfusianisme mulai dihidupkan kembali dan diadopsi kembali oleh masyarakat Tiongkok, termasuk dalam pendidikan dan administrasi negara.

Dalam perkembangannya, Konfusianisme juga mendapat pengaruh dari konteks global, di mana ajaran ini mulai dikenal dan diadopsi di negara-negara di luar Tiongkok. Hal ini terlihat dari dibangunnya berbagai lembaga pendidikan dan penelitian Konfusianisme di negara-negara seperti Amerika Serikat, Korea, Jepang, dan sebagainya. Namun, pengaruh Konfusianisme di Tiongkok tetap kuat dan ajaran ini masih dianggap penting dalam budaya dan moralitas Tiongkok hingga saat ini.