Tokoh yang berperan mengharuskan hubungan antar pesantren agar tetap bersatu

Berikut ini adalah pertanyaan dari naurakila168 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Tokoh yang berperan mengharuskan hubungan antar pesantren agar tetap bersatu di bawah komando Hadratussyekh Hasyim Asy'ari adalah​a. K.H abdul wahab Hasbullah
b. K.H As'ad Syamsul arifin
c.K.H Ahmad Dahlan Ahmad
d. K.H.R Asnawi​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

, masyarakat ikut berkumpul untuk membaca Shalawat Nariyah serta doa surat Al-Fiil.

Kewibawaan beliau sebagai ulama terkemuka membuat banyak pemuda datang kepada beliau untuk memintah doa sebelum berangkat untuk bertempur melawan penjajah.

Kontribusi beliau terhadap perjuangan NU semakin terlihat jelas, dikala beliau ikut andil dalam memperjuangkan ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah agar tetap berdiri kuat di negara tercinta ini.

Di masa itu juga, di jazirah Arab sudah terlihat adanya ajaran Salafi Wahabi yang mana dampaknya begitu terasa di sebagian wilayah Nusantara.

Dalam upaya merespon hal tersebut, maka forum komunikasi kyai yang dipimpin oleh Kyai Abdul Wahab Hasbullah, kemudian mengutus Kyai Asnawi untuk mengupayakan strategi diplomasik.

Tujuannya adalah untuk mencegah rencana pembongkaran makam Nabi Muhammad SAW di makkah.

Maka dengan dikirimnya utusan (Kyai Asnawi) kesana dengan mengatasnamakan organisasi Islam terbesar di Indonesia (Nahdlotul Ulama).

Maka menghasilkan kabar yang sangat menggembirakan untuk segenap umat Islam di Indonesia bahkan untuk dunia sekalipun, karena pembongkaran makam Nabi Muhammad SAW tidak jadi dilakukan atau dipindahkan.

K.H Ridwan Abdullah (Pencipta Lambang NU)

K.H Ridwan Abdullah

toriqa.com

KH Ridwan Abdullah juga merupakan salah satu tokoh pendiri NU yang lebih dikenal dengan sebutan Kyai Abdullah.

Beliau jugalah yang telah menciptakan lambang Nahdlatul Ulama atas perintah KH Abdul Wahab Hasbullah.

Beliau adalah putra bungsu dari pasangan Kyai Abdullah dengan Nyai Marfu’ah yang lahir pada tahun 1884 di kampung Carikan Gang 1, Praban, Contong, Bubutan, Surabaya.

Beliau sempat mengenyam pendidikan di sekolah belanda sehingga membuat dirinya menguasai tentang teknik dasar menggambar serta melukis dengan baik.

Hal itu karena beliau termasuk salah satu murid yang pintar, bahkan karena kecerdasannya itu suatu ketika, Kyai Ridwan Abdullah hampir diadopsi oleh orang Belanda.

Namun, karena tidak diizinkan oleh kedua orang tuanya, akhirnya beliau tidak jadi diadopsi.

Setelah beberapa waktu berselang, Ridwan Abdullah yang masih sangat muda dikirim belajar oleh ayahnya ke Pondok Pesantren Buntet di Cirebon.

Setelah lulus dari Sekolah Dasar, beliau langsung melanjutkan pendidikannya dengan mondok di sejumlah pesantren, salah satu guru besar beliau selama mondok di beberapa pondok adalah Syaikh Kholil Bangkalan, Madura.

Kontribusi K.H Ridwan Abdullah Terhadap NU

Sebagai salah seorang tokoh pendiri NU, kontribusi beliu tentu sangat besar, salah satunya dengan menjadi kreator utama dalam menciptakan lambang kebesaran Nahdlotul Ulama.

Pada saat mukhtamar NU ke-2 di Surabaya pada tanggal 12 Robiul Awal 1346 H atau 9 Oktober 1927 yang memperkenalkan lambang NU secara resmi.

Tidak hanya itu, beliau juga menjelaskan secara rinci arti dari lambang tersebut, yang mana:

Lambang bola bumi artinya adalah, bumi merupakan tempat manusia berasal, menjalani hidup dan akan kembali ke asalnya.

Lambang tampar melingkar dalam posisi mengikat artinya adalah, ukhuwah atau persaudaraan yang kuat.

Lambang dua simpul ikatan yang ada di bagian bawah yang berarti hubungan vertikal kepada Allah dan hubungan horizontal dengan sesama manusia.

Lambang peta Indonesia berarti bahwa NU didirikan di Indonesia dan akan berjuang untuk kejayaan negara Republik Indonesia.

Lambang untaian tampar yang berjumlah 99 itu artinya adalah, nama-nama terpuji bagi Allah atau Asmaul Husna.

Lambang empat bintang melintang di atas bumi yang berarti simbol Khulafaur Rasyidin yang terdiri dari Abu Bakar as-Shidiq ra, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan ra, serta Ali bin Abi Thalib.

Lambang satu bintang di tengah artinya adalah simbol Nabi besar Rasulullah saw.

Lambang empat bintang melintang di bawah bumi yang berarti simbol dari empat Imam Mazhab Ahlussunnah wal Jama’ah yang diantaranya Imam Hanafi, Hambali, Maliki dan Syafi’i.

Lambang jumlah bintang yang berjumlah sembilan artinya adalah simbol dari Walisongo sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa.

Lambang tulisan Nahdlatul ‘Ulama menggunakan huruf Arab melintang di tengah yang artinya adalah nama organisasi Nahdlatul ‘Ulama yang mempunyai arti kebangkitan para ulama.

Lambang tulisan warna putih arti ya adalah simbol dari kesucian.

Dan Lambang warna dasar hijau yang berarti simbol kesuburan tanah air Indonesia.

Pembuatan lambang NU itu menghabiskan waktu hingga setengah bulan lamanya.

Beliau juga penjelasan secara langsung kepada

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh ZEhq dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Thu, 27 Apr 23