Rumus:

Q = m×c×∆T

Q = kalor yang diperlukan

m = massa es

c = kalor jenis es

∆T = perubahan suhu

Suhu 0°C pada titik A, maka suhu es di titik B adalah -20°C.

∆T = (-20) - (0) = -20°C.

Massa esnya adalah 1 kg. Sehingga:

Q1 = 1 × 2100(-20)

Q1 = -42.000 J

Diketahui kalor lebur es.

Q2 = m × L

Q2 = kalor yang diperlukan

m = massa es yang dilebur

L = kalor lebur es

Karena kita belum mengetahui massa es yang dilebur dari titik B ke C, massa esnya adalah 1 kg.

Q2 = 1 × 336.000

Q2 = 336.000 J

Dibutuhkan kalor sebesar 336.000 J untuk meleburkan 1 kg es.

Rumus:

Q3 = m × c × ∆T

Q3 = kalor yang diperlukan

m = massa air

c = kalor jenis air

∆T = perubahan suhu

Karena air sudah berada pada suhu 100°C pada titik C, maka suhu air di titik D adalah 60°C. Sehingga ∆T = 60 - 100 = -40°C.

Kita tidak mengetahui massa air yang ada di dalam kotak, asumsikan juga massa airnya adalah 1 kg.

Q3 = 1 × 4200(-40)

Q3 = -168.000 J

Air akan melepaskan kalor sebesar 168.000 J saat turun suhu dari 100°C menjadi 60°C pada proses dari C ke D.

Kalor total yang diserap oleh es pada proses dari A ke D dapat dihitung dengan menjumlahkan ketiga perubahan kalor yang telah dihitung:

Qtotal = Q1 + Q2 + Q3

Qtotal = -42.000 + 336.000 - 168.000

Qtotal = 126.000 J

Jadi, kalor yang diserap es pada proses dari A ke D adalah 126.000 J.