Berikut ini adalah pertanyaan dari Mahyudin4443 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jelakan konep dan unur unur berpikir inkronik,diakronik, kronologi ruwang dan waktu.
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
1. Konsep Berfikir Kronologis dan Diakronis
Konsep berfikir kronologi adalah sebagai catatan kejadian dari sebuah peristiwa yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya peristiwa tersebut.
Berfikir secara kronologis atau berfikir secara urut, runtut, berkesinambungan dan teratur dapat memberikan secara utuh tentang suatu peristiwa sejarah. Manfaat berfikir kronologis yaitu kita dengan mudah dapat memahami dan mengetahui makna serta manfaat sebuah peristiwa bersejarah.
Diakronis adalah hubungan antara peristiwa yang terjadi dengan peristiwa sebelumnya. Peristiwa yang terjadi tidak terjadi secara tiba-tiba dan berdiri sendiri tetapi ada kaitannya dengan peristiwa terdahulu.
Adapun ciri – ciri diakronis diantaranya :
a. Mengkaji dengan berlalunya masa
b. Menitikberatkan pada pengkajian peristiwa sejarahnya
c. Bersifat historis atau komparatif
d. Bersifat vertikal
e. Terdapat konsep perbandingan
f. Cakupan kajian lebih luas
Contoh berfikir kronologis : peristiwa proklamasi kemerdekaan RI dilatarbelakangi oleh menyerahnya Jepang kepada sekutu, kemudian para pemuda bereaksi atas menyerahnya Jepang, terjadilah peristiwa Rengasdengklok yaitu penculikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok, dan pada akhirnya diputuskan untuk penyusunan teks proklamasi serta melakukan proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
2. Konsep Berfikir Sinkronik
Konsep berfikir sinkronik memiliki arti mempelajari peristiwa sejarah dalam kurun waktu tertentu saja dan merupakan khas ilmu sosial. Cara berfikir ilmu – ilmu sosial sinkronik melebar dalam ruang, serta mementingkan struktur dalam satu peristiwa.
Contoh : ketika akan mengkaji mengenai peristiwa pemberontakan DI/TII, maka konsep sinkronik mempelajari peristiwa tersebut dengan lebih detail menggunakan konsep 5 W + 1 H adalah konsep What, When, How, Who, Where dan How.
3. Konsep Ruang
Konsep ruang lebih mengutamakan aspek lokasi, tempat dan lingkungan terjadinya sebuah peristiwa bersejarah. Manfaat konsep ruang dalam sejarah adalah dapat membantu untuk membandingkan beberapa peristiwa di lokasi yang berbeda dan menyimpulkan apakah ada keterkaitan antara kedua peristiwa tersebut. Konsep ruang erat kaitannya dengan sejarah lokal yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia.
Contoh : peristiwa Pertempuran Ambarawa yang merupakan sejarah lokal yang kemudian diangkat menjadi sejarah Nasional karena memiliki pengaruh besar terhadap daerah lain dengan tujuan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
4. Konsep Waktu
Konsep waktu adalah pengelompokan sebuah peristiwa sejarah berdasarkan waktu (periodisasi atau pembabakan). Pentingnya konsep waktu karena untuk menghindari anakronis atau bisa diartikan sebagai tumpang tinding peristiwa sejarah yang berlangsung.
Periodisasi Masa Pra Aksara (sebelum mengenal tulisan), antara lain :
a. Zaman Paleolitikum : Bisa diartikan sebagai zaman batu tua, membuat peralatan dari batu yang masih kasar / belum dihaluskan.
b. Zaman Mesolitikum : Bisa disebut juga zaman batu tengah, peralatan sudah dihaluskan tapi hanya sebagian saja.
c. Zaman Neolitkum : Masa ini disebut zaman batu muda, peralatan sudah dihaluskan tetapi belum sempurna.
d. Zaman Megalitikum : Zaman batu besar, seperti namanya peninggalan masa ini berupa batu besar yang digunakan dalam upacara
Konsep berfikir kronologi adalah sebagai catatan kejadian dari sebuah peristiwa yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya peristiwa tersebut.
Berfikir secara kronologis atau berfikir secara urut, runtut, berkesinambungan dan teratur dapat memberikan secara utuh tentang suatu peristiwa sejarah. Manfaat berfikir kronologis yaitu kita dengan mudah dapat memahami dan mengetahui makna serta manfaat sebuah peristiwa bersejarah.
Diakronis adalah hubungan antara peristiwa yang terjadi dengan peristiwa sebelumnya. Peristiwa yang terjadi tidak terjadi secara tiba-tiba dan berdiri sendiri tetapi ada kaitannya dengan peristiwa terdahulu.
Adapun ciri – ciri diakronis diantaranya :
a. Mengkaji dengan berlalunya masa
b. Menitikberatkan pada pengkajian peristiwa sejarahnya
c. Bersifat historis atau komparatif
d. Bersifat vertikal
e. Terdapat konsep perbandingan
f. Cakupan kajian lebih luas
Contoh berfikir kronologis : peristiwa proklamasi kemerdekaan RI dilatarbelakangi oleh menyerahnya Jepang kepada sekutu, kemudian para pemuda bereaksi atas menyerahnya Jepang, terjadilah peristiwa Rengasdengklok yaitu penculikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok, dan pada akhirnya diputuskan untuk penyusunan teks proklamasi serta melakukan proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
2. Konsep Berfikir Sinkronik
Konsep berfikir sinkronik memiliki arti mempelajari peristiwa sejarah dalam kurun waktu tertentu saja dan merupakan khas ilmu sosial. Cara berfikir ilmu – ilmu sosial sinkronik melebar dalam ruang, serta mementingkan struktur dalam satu peristiwa.
Contoh : ketika akan mengkaji mengenai peristiwa pemberontakan DI/TII, maka konsep sinkronik mempelajari peristiwa tersebut dengan lebih detail menggunakan konsep 5 W + 1 H adalah konsep What, When, How, Who, Where dan How.
3. Konsep Ruang
Konsep ruang lebih mengutamakan aspek lokasi, tempat dan lingkungan terjadinya sebuah peristiwa bersejarah. Manfaat konsep ruang dalam sejarah adalah dapat membantu untuk membandingkan beberapa peristiwa di lokasi yang berbeda dan menyimpulkan apakah ada keterkaitan antara kedua peristiwa tersebut. Konsep ruang erat kaitannya dengan sejarah lokal yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia.
Contoh : peristiwa Pertempuran Ambarawa yang merupakan sejarah lokal yang kemudian diangkat menjadi sejarah Nasional karena memiliki pengaruh besar terhadap daerah lain dengan tujuan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
4. Konsep Waktu
Konsep waktu adalah pengelompokan sebuah peristiwa sejarah berdasarkan waktu (periodisasi atau pembabakan). Pentingnya konsep waktu karena untuk menghindari anakronis atau bisa diartikan sebagai tumpang tinding peristiwa sejarah yang berlangsung.
Periodisasi Masa Pra Aksara (sebelum mengenal tulisan), antara lain :
a. Zaman Paleolitikum : Bisa diartikan sebagai zaman batu tua, membuat peralatan dari batu yang masih kasar / belum dihaluskan.
b. Zaman Mesolitikum : Bisa disebut juga zaman batu tengah, peralatan sudah dihaluskan tapi hanya sebagian saja.
c. Zaman Neolitkum : Masa ini disebut zaman batu muda, peralatan sudah dihaluskan tetapi belum sempurna.
d. Zaman Megalitikum : Zaman batu besar, seperti namanya peninggalan masa ini berupa batu besar yang digunakan dalam upacara
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh inisayasendiri23 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sun, 19 Mar 23