Tentukan tema dan sebutkan 3 amanat yang terkandung dalam Novel

Berikut ini adalah pertanyaan dari byungsongyong pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Tentukan tema dan sebutkan 3 amanat yang terkandung dalam Novel Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana!​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Analisis  Unsur Intrinsik Dalam Novel “Layar Terkembang”

Unsur Intrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra seperti unsur-unsur yang ada dalam unsur-unsur intrinsik. Intrinsik terdiri atas Unsur-Unsur seperti Alur, Tema, Penokohan, Sudut Pandang, Latar, Amanat, Dalam pengertian unsur-unsur intrinsik dan Penjelasan dari seluruh unsur-unsur intrinsik tersebut, Unsur-unsur Intrinsik digunakan untuk menganalisis novel-novel  agar lebih mudahkan kita dalam menganalisis novel tersebut, Apa lagi novel yang sangat tebal butuh waktu lama sehingga perlunya unsur-unsur intrinsik.

Layar Terkembang

Dikarang Oleh                 : SUTAN TAKDIR ALISYAHBANA

Tempat Kejadian             : Jakarta

Bentuk                            : Roman Bertendens (yang di didalamnya terselip maksud tertentu, atau yang  mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik oleh si pembaca untuk  kebaikan. (Roman masyarakat- BP. 1936).

A.               Bentuk

1.                  Tema

Tema adalah inti atau ide pokok dalam cerita. Tema merupakan awal  tolak pengarang dalam menyampaikan cerita. Tema suatu novel menyangkut segala persoalan dalam kehidupan manusia, baik masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, dan sebagainya.

Tema yang terkandung di dalam novel Layar Terkembang yaitu : Emansipasi Wanita dan Percintaan

·                     “ panjang lebar Tuti menerangkan pengaruh seorang ibu dalam didikan anak yang di kemudian hari akan menjadi orang besar. Bahwa perempuanlah yang pertama kali memimpin anak dan menetapkan sifat-sifat yang mulia yang seumur hidup tidak berubah lagi dalam jiwa anak  “

(Hlm 47)

·                     “sesungguhnyalah hanya kalau perempuan dikembalikan derajatnya sebagai manusia, barulah keadaan bangsa kita dapat berubah. Jadi , perubahan kedudukan  perempuan dalam masyarakat itu bukanlah semata-mata kepentingan perempuan.”

(Hlm 47)

·                     “tetapi lebih-lebih dari segalanya haruslah kaum perempuan insaf akan dirinya dan berjuang  untuk mendapatkan penghargaan dan kedudukan yang lebih layak. Ia tiada boleh menyerahkan nasibnya kepada golongan yang lain”

(Hlm 47)

·                     “kita harus membanting tulang sendiri untuk mendapatkan hak kita sebagai manusia. Kita harus merintis jalan untuk lahirnya perempuan yang baru, yang bebas berdiri menghadapi dunia, yang berani membentangkan matanya melihat kepada siapa juapun.”

(Hlm 47)

·                     “seraya melekapkan  tangan gadis itu dengan tangan kirinya kepada dadanya, mesra seperti tiada hendak dilepaskannya lagi, perlahan-lahan Yusuf mengangkat muka Maria melihat kepadanya dengan tangan kanannya,”Maria lihat saya sebentar.” Pada mata Maria Nampak kepadanya berlinang air mata dan mesra meminta menggemetarlah suaranya untuk yang pertama kali seumur hidupnya, “Maria , Maria, tahukah engkau saya cinta kepadamu?” “

(Hlm 80)

·                     “ ”Ah, engkau hendak mengatur-atur orang pula. Saya cinta kepadanya. Biarlah saya mati dari pada saya bercerai dari dia. Apa sekalipun hendak saya kerjakan baginya. Saya tidak takut saya dijadikan sahaya. Saya tahu ia juga cinta kepada saya. Saya percaya kepadanya dan saya tidak sekali-kali merasa hina menyatakan cinta saya itu,” jawab Maria dengan tegas mematahkan segala perkataan kakaknya yang menyakitkan hatinya yang masih luka itu”

(Hlm 87)

·                     “ Maria bertambah mendidih hatinya, “Biarlah saya katamu tidak berotak lagi. Saya cinta kepadanya, ia cinta pada saya. Saya percaya kepadanya dan saya hendak menyerahkan seluruh nasib saya di tanganya, biarlah bagaimana dibuatnya. Demikian kata hati saya. Saya tidak perlu nasihatmu”

(Hlm 88)

·                     “ “Demikian engkau menganggap cinta saya kepadamu? Ah,Yusuf, engkau tiada tahu hati saya. Engkau tiada percaya kalau saya katakan, sering sakit rasa jantung saya karena mencintai engkau. Kalau engkau tiada datang saja suatu petang, rusaklah segala pikiran saya. Tidak dapat saya melakukan suatu apa juapun. Tuti sering mengatakan saya gila, cinta saya kepadamu berlebih-lebihhan, terlampau di perhatikan.”

(Hlm 138-139)

Penjelasan:

trmksh

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh hannaestherkarlend dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 01 Jun 21