Berikut ini adalah pertanyaan dari dasr8374 pada mata pelajaran IPS untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Gerakan Non-Blok (GNB) merupakan sebuah gerakan yang tercipta saat perang dingin pada tahun 1961. Gerakan ini tercipta karena negara bekas jajahan barat yang baru merdeka enggan memihak kedua blok, baik Amerika maupun Rusia.
Gerakan ini beranggotakan negara-negara berkembang yang baru merdeka dari jajahan bangsa barat, salah satunya Indonesia. Selain menjadi anggota, Indonesia ternyata memegang peranan penting di GNB. Apa saja peran-perannya? Simak penjelasan berikut.
Ikut Menggagas Gerakan Non-Blok (GNB)
Sebelum GNB terbentuk, gagasannya sudah ada terlebih dahulu lima tahun sebelumnya. Kala itu, Presiden Soekarno mengadakan pertemuan dan mengundang pemimpin negara di Asia dan Afrika yang baru merdeka ke Bandung.
Pertemuan itu melahirkan sebuah gagasan yang disebut dasasila. Gagasan ini yang kemudian menjadi cikal bakal terlahirnya gagasan GNB. Pertemuan ini dikenal sebagai Konferensi Asia-Afrika (KAA).
Melalui gagasan itu, terciptalah Gerakan Non-Blok yang dirintis oleh beberapa pemimpin negara. Para pemimpin negara yang terlibat di antaranya, Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito, PM India Jawaharlal Nehru, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, PM sekaligus Presiden Ghana Kwame Nkrumah, dan Presiden Indonesia Soekarno.
Memimpin Gerakan Non-Blok
Setelah aktif terlibat merintis GNB, Indonesia akhirnya berkesempatan memimpinnya. Kepemimpinan Indonesia dimulai dari tahun 1992-1995, dipimpin oleh Presiden Soeharto. Selain itu, Indonesia juga menjadi tuan rumah Konverensi Tingkat Tinggi X Gerakan Non-Blok pada 1-6 September 1992.
Mengupayakan Perdamaian Dunia
Salah satu pokok gagasan dari Gerakan Non-Blok ialah politik bebas aktif. Bebas artinya tidak memihak salah satu blok kekuatan. Dan aktif artinya giat menciptakan perdamaian dunia.
Dalam beberapa pertemuan GNB, Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina, meminta diskriminasi ras di Afrika Selatan diakhiri, dan menolak penggunaan senjata nuklir. Indonesia juga turut membantu meredakan ketegangan di Yugoslavia pada tahun 1991.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh Gafna10 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sat, 05 Jun 21