rangkum lah pasal 31: wafat khodiejah perkawinan dengan saudah dan

Berikut ini adalah pertanyaan dari nabilamega1987 pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Dasar

Rangkum lah pasal 31: wafat khodiejah perkawinan dengan saudah dan aisyah r.a​
rangkum lah pasal 31: wafat khodiejah perkawinan dengan saudah dan aisyah r.a​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Kira-kira dua atau tiga bulan setelah Abu Thalib meninggal dunia, Ummul Mukminin Khadijah radhiyallahu 'anha pun meninggal dunia pula. Wafatnya beliau ini bertepatan dengan bulan Ramadhan pada tahun kesepuluh dari kenabian.

Khadijah termasuk salah satu anugerah Allah kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam . Beliau telah membantu Rasulullah selama seperempat abad, menyayangi beliau di kala resah, melindungi beliau di saat-saat kritis, membantu beliau dalam menyebarkan risalah, serta membantu beliau dalam menjalankan jihad yang berat, rela menyerahkan diri dan hartanya kepada Rasulullah. [1]

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda tentang diri Khadijah,

الناس، الناس، الها الناس، الله لدها، لد ا

"Dia percaya padaku ketika semua orang mengingkariku, membenarkan aku ketika semua orang mendustakanku, menyerahkan hartanya kepadaku selagi semua orang tidak mau memberikannya, dan Allah menganugerahiku anak darinya selagi wanita selainnya tidak memberikannya kepadaku." (HR.Ahmad).

Demikian juga keutamaan Khadijah disebutkan di dalam Shahih Al Bukhari, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anha , dia berkata,

ل النبي لى الله ليه لم، ال: ا ل الله لى الله ليه لم ا اء ام ل اب، ا ا ا ل اب، ا اف لا

Jibril mendatangi Nabi shallallahu alaihi wasallam seraya berkata, Wahai Rasulullah, inilah Khadijah yang datang sambil membawa bejana yang di dalamnya ada lauk atau makanan atau minuman. Jika dia datang, sampaikan salam kepadanya dari Rabb-nya, dan sampaikan kabar kepadanya tentang sebuah rumah di surga, yang di dalamnya tidak ada suara hiruk pikuk dan keletihan."[2]

Setelah wafatnya Khadijah radhiyallahu 'anha, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menikah dengan Saudah bintu Zam'ah. Nama lengkap beliau Saudah binti Zam'ah bin Qais bin Abdus Syams Al Quraisyiah Al Amiriyah.

Awalnya Saudah menikah dengan Sakran bin Amr saudara laki-laki Suhail bin Amr Al Amiry, yang membutuhkan delapan orang Bani Amir (keluarga Sakran bin Amr) yang juga berhijrah, keluar dari kampung halaman mereka beserta harta bendanya. Mereka berhijrah ke negeri Habasyah, menyeberangi lautan yang penuh dengan ketakutan dan kengerian, rela menghadapi kematian yang sangat keras dalam rangka menyelamatkan agama mereka. Mereka telah disiksa dan dipaksa agar kembali kepada kesesatan dan kesyirikan. Saudah binti Zam'ah belum selesai menghadapi ujian keterasingan di negeri Habasyah namun dia harus kehilangan kehilangan sang suami yang berhijrah bersamanya. Kiní ia menjalani ujian sebagai seorang janda setelah menghadapi ujian keterasingan di negeri orang.[3]

Perasaan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tergugah dengan keadaan wanita yang berhijrah dan mu'minah ini. Oleh karena itu belum Khaulah binti Hakim As-Sulamiyah menyebutkan Saudah kepada beliau (kecuali) beliau segera bertindak melalui penyayang kepadanya untuk berdiri di sisinya dan meringankan beban keras yang dia rasakan. Apa lagi sesungguhnya dia telah memasuki usia tua yang sangat membutuhkan seseorang untuk menjaga dan mendampinginya.

Buku-buku sirah meriwayatkan bahwa tidak ada seorangpun dari kalangan sahabat yang berani membicarakan pernikahan di hadapan Rasulullah setelah wafatnya Ummul Mukminin Khadijah, yang telah percaya kepada beliau di saat mengkufurinya, yang membantu dengan hartanya di saat manusia menolongnya dan Allah mengkaruniakan anak keturunan kepada beliau melaluinya. [4] Ibid.

Akan tetapi tidak boleh terlalu lama masa depan, datanglah Khaulah binti Hakim kepada Rasulullah dengan penuh dan mimpi. Ia mengatakan, "Tidakkah Anda memiliki keinginan untuk menikah lagi, ya Rasulullah?" Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menjawab, "Wahai Khaulah, nikmati gerangan orangnya setelah Khadijah?"

Khaulah berkata, "Engkau ingin gadis atau janda?"

Beliau berkata, "Siapa dari kalangan gadis?"

Dia berkata, "Anak perempuan dari makhluk Allah yang paling kau cintai, yaitu 'Aisyah binti Abu Bakar."

Setelah diam beberapa saat, beliau berkata, "Siapa dari kalangan janda?"

Khaulah berkata, "Dia adalah Saudah binti Zam'ah yang telah beriman kepada engkau dan mengikuti apa yang telah diturunkan kepada engkau."

Nabi shallallahu alaihi wasallam pun kemudian menikah dengan Saudah. [5]

Orang-orang merasa heran dengan pernikahan Nabi dengan Saudah binti Zam'ah. Mereka saling bertanya dengan disertai keraguan, "Janda tua yang tidak rupawan mengajak seorang sayyidah Quraisy yang selalu menjadi perhatian pandangan para pemimpin Quraisy."

Kenyataan yang ada menyatakan, bahwa Saudah dan yang lainnya tidak akan bisa menggantikan posisi Khadijah di mata Nabi. Tetapi hal itu merupakan kebaikan, kasih sayang dan hiburan dari seorang Nabi yang penyayang. Saudah mampu kewajiban di rumah kenabian Dia melayani anak-anak perempuan Nabi, menyenangkan serta menggembirakan hati Nabi dengan jiwa yang ringan dan penuh dengan kegembiraan.

Ditulis Oleh Ustadz Wira Bachrun Al Bankawy

Penjelasan:

mohon maaf tidak semua saya tuliskan karena branly ada batas nya

B.arab

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh levi3539 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sat, 05 Feb 22