Berikut ini adalah pertanyaan dari keziamanis1993 pada mata pelajaran PPKn untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
A. Sidang BPUPKI-PPKI Sebagai Landasan Tindakan Komunikatif
Tidak tepat untuk membaca pendapat para anggota BPUPKI-PPKI secara
sepotong-sepotong. Dalam bermusyawarah sudah menjadi ketentuan ada proses
memberi dan menerima sebelum keputusan bersama atau mufakat itu dapat dicapai.
Dalam persidangan BPUPKI-PPKI, seperti yang telah dijelaskan pada bab tiga,
mengalami begitu banyak perdebatan serius tentang nasib negara baru yang akan
dibentuk. Salah satunya adalah perdebatan mengenai dasar negara. Perdebatan ini
mempunyai perjalanan hingga mencapai suatu kesepakatan antar para pendiri negara
untuk bersama menggunakan Pancasila dan segala isi peraturannya menjadi landasan
bersama untuk hidup dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada persidangan BPUPKI telah muncul perdebatan sengit yang menjadi fokus
perhatian sampai kepada Proklamasi Kemerdekaan. Pembicaraan awal sidang BPUPKI
ialah mengenai dasar negara yang akan digunakan. Arah model negara ingin dibawa
menjadi negara agama (Islam) dan di sisi lain ingin dibawa menjadi negara nasional
(kesatuan). Melalui pidato-pidato mereka pada awal persidangan dapat dilihat bahwa
dasar negara menjadi titik tolak model negara apa yang akan dipilih
Melalui data-data yang penulis dapatkan, terutama dalam Risalah Sidang
BPUPKI-PPKI, pidato Soekarno seakan-akan telah menjadi persetujuan sebahagian
besar peserta sidang melalui tepuk tangan riuh dari para sidang rapat tersebut. Dalam
penjelasan pidato Soekarno juga terlihat jelas bahwa ia tidak mengusung model negara
agama, melainkan negara kesatuan yang mengusung nilai Ke-Tuhanan.
Pidato Soekarno ini mendapat perhatian khusus dari Ketua Radjiman dan
membentuk Panitia Kecil dengan beberapa anggotanya guna merumuskan kembali
Pancasila yang diucapkan Soekarno itu. Melalui Panitia Kecil ini dugaan penulis
terdapat perdebatan antara peserta yang masih bertekad untuk membentuk negara Islam
dan di pihak lain ada yang masih berupaya menatap Indonesia ini menjadi negara
kesatuan. Hal ini tersirat dari dibentuknya panitia kecil lagi dengan sebutan “panitia
sembilan” untuk menghasilkan suatu rumusan kolektif dari kedua golongan (Islam dan
Kebangsaan). Rumusan kolektif ini kelihatan nyata bahwa ada upaya mengangkat
ideologi Islam di dalamnya, a.l. sebagai berikut:
1. Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan Syari’at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya;
2. (menurut) dasar kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. (dan) kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan;
5. (serta dengan mewujudkan suatu) keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Penulis mengatakan demikian karena ada beberapa hal alasannya, a.l. keberatan
Golongan Islam dengan peletakan prinsip Ke-Tuhanan pada sila terakhir. Mereka
memandang prinsip Ke-Tuhanan ini sebagai skala prioritas, serta penambahan kalimat
“dengan kewajiban menjalankan Syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Rumusan
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh ansyahrendi153 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sun, 04 Jul 21