TULISKAN CERITA MALIN KUNDANG ​

Berikut ini adalah pertanyaan dari avirosalina075 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Dasar

TULISKAN CERITA MALIN KUNDANG ​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Di Perkampungan Pantai Air Manis, hiduplah Mande Rubayah dan anak laki-lakinya, yaitu Malin Kundang

Dahulu kala di Perkampungan Nelayan Pantai Air Manis, hiduplah seorang janda bernama Mande Rubayah dan anak laki-lakinya, Malin Kundang. Mande Rubayah sangat menyayangi dan memanjakan Malin. Malin pun tumbuh jadi anak yang rajin dan penurut.

Ketika Mande Rubayah mulai menua, ia hanya bekerja sebagai penjual kue untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Suatu hari, Malin jatuh sakit. Tubuh Malin mendadak panas sekali. Mande Rubayah pun berusaha sekuat tenaga menyelamatkan Malin.

Berkat usaha keras ibunya sampai mendatangkan tabib, nyawa Malin berhasil diselamatkan. Setelah sembuh, ibunya semakin sayang kepada Malin. Begitu pula dengan Malin, ia yang amat menyayangi ibunya.

2. Setelah dewasa, Malin berpamitan kepada ibunya untuk pergi merantau bersama kapal besar

Kapal besar setahun sekali merapat ke Pantai Air Manis. Ketika sudah dewasa, Malin meminta izin ibunya untuk merantau dengan kapal itu. Awalnya ibunya ragu. Tapi dengan berat hati, akhirnya ia mengizinkan anaknya pergi.

Malin pun pergi berbekal tujuh bungkus nasi yang dibalut daun pisang dari ibunya. Malin juga menenangkan ibunya bahwa tidak akan terjadi apa-apa kepada dirinya di perantauan.

3. Mande Rubayah selalu mendoakan anaknya agar selamat di pelayarannya

Doa Mande Rubayah yang tak putus-putusnya itu, terus dilakukan sampai ia semakin menua. Tubuhnya mulai dimakan usia dan jalannya mulai terbungkuk-bungkuk.

"Ibu sudah tua, Malin. Kapan kau pulang?" rintih Mande Rubayah tiap malam. Namun, Malin tak juga datang mengunjungi ibunya. Nahkoda kapal yang membawa Malin pun, membawa kabar kalau Malin sudah menikah dengan gadis bangsawan.

5. Harapan Mande Rubayah terkabul. Ada kapal megah dan indah merapat ke pantai

Keyakinan Mande Rubayah diaminkan dengan kedatangan kapal megah. Penduduk perkampungan menyambut gembira kapal itu. Mereka berkumpul di sekitar kapal itu karena mengira itu milik sultan atau pangeran.

Mande Rubayah pun turut berdesakan di dekat kapal. Ia melihat sepasang muda-mudi di anjungan kapal. Pasangan itu mengenakan baju berkilau dan tersenyum. Ibu Malin itu, mengetahui bahwa lelaki muda itu adalah anaknya.

Mande Rubayah menyambut dan memeluk Malin karena takut kehilangan anaknya lagi

Ibu Malin mendahului sesepuh kampung untuk menghampiri Malin. Ia langsung memeluk erat-erat seakan takut kehilangan anaknya lagi. Isak tangis Mande Rubayah pun pecah.

"Malin, anakku. Kau benar anakku, kan?" kata Mande. "Mengapa begitu lamanya kau tidak memberi kabar?" katanya lagi. Malin terkejut disambut oleh perempuan tua dan berpakaian compang-camping. Ia tak percaya bahwa perempuan itu ibunya.

7. Istri Malin merendahkan ibunya. Malin pun tidak mengakui ibunya

Malin mengingat ibunya adalah perempuan tegar dan kuat menggendongnya ke mana saja sehingga ia tak percaya dengan orang yang memeluknya. Malin tidak sempat berpikir karena istrinya langsung mengatakan hal yang merendahkan.

"Wanita jelek inikah ibumu? Mengapa dahulu kau bohong padaku?" ucapnya sinis. "Bukankah dulu kau katakan bahwa ibumu adalah seorang bangsawan yang sederajat denganku?" tanyanya lagi.

Mendengar perkataan istrinya, Malin pun mendorong Mande Rubayah hingga terguling ke pasir. Ibu Malin tidak percaya akan perlakuan anaknya. Ia jatuh dan berkata, "Malin, Malin, anakku. Aku ini ibumu, Nak! Mengapa kau jadi seperti ini Nak?"

8. Malin bersikap kasar kepada ibunya dan meninggalkan Pantai Air Manis

Malin tidak peduli perkataan ibunya. Ia tidak mau mengakui ibunya karena malu kepada istrinya. Mande bersujud di kaki Malin dan hendak memeluk kakinya. Namun, Malin malah menendangnya.

"Hai, perempuan gila! Aku bukan anakmu! lbuku tidak seperti engkau, melarat dan kotor!" kata Malin kepada ibunya. Mande Rubayah pun pingsan. Ketika ia tersadar, pantai sudah sepi dan kapal Malin sudah pergi menjauh.

9. Mande Rubayah berdoa dengan pilu dan cuaca pun tiba-tiba berubah

Hati Mande Rubayah perih seakan ditusuk-tusuk. Ia tak menyangka anak laki-laki kesayangannya, tega kepada ibunya sendiri. Ia menengadahkan tangan ke langit dan berdoa dengan hati pilu.

“Ya, Tuhan, kalau memang dia bukan anakku, aku maafkan perbuatannya tadi. Tapi, kalau memang dia benar anakku yang bernama Malin Kundang, aku mohon keadilanmu, ya Tuhan!” ucapnya pilu sambil menangis.

Tiba-tiba, cuaca di tengah laut yang cerah berubah menjadi gelap. Hujan lebat turun. Badai dan petir menghantam kapal Malin Kundang.

10. Badai menghancurkan kapal Malin Kundang dan tampak sebongkah batu menyerupai tubuh Malin

dan akhirnya maling Kundang dikutuk menjadi batu

  • tamat terimakasih

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh dipobuah2020 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 17 May 22