4. Obligasi "AA" memiliki nominal Rp 2.000.000,-, kupon 10%, maturity

Berikut ini adalah pertanyaan dari vinayuli94 pada mata pelajaran Akuntansi untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

4. Obligasi "AA" memiliki nominal Rp 2.000.000,-, kupon 10%, maturity dalam 5 tahun, dan pembayaran kupon dilakukan setiap triwulan. YTM = 6%. Berapa kurs obligasi "AA" ?5. Obligasi B "at premium" memiliki kurs 250 dengan kupon 10% dan nominalnya Rp 2.000.000. Berapakah current yieldnya ?

6. Obligasi X "at premium" memiliki nilai nominal Rp 10.000.000,- dengan kupon 20% dan maturity 2 tahun. Kupon dibayar setiap 6 bulan dan kurs di pasar 100. Maka berapa YTM ?

7. "Pada saat berinvestasi, investor domestik tidak akan mempertimbangkan kondisi internasional". Setujukah anda dengan pernyataan tersebut? Jelaskan alasan anda dan jika perlu disertai contoh kasus.

8. "Pada masa resesi, lebih baik investor berinvestasi pada saham durable goods". Setujukah anda dengan pernyataan tersebut? Jelaskan alasan anda dan jika perlu disertai contoh kasus. 9. "Inflasi merupakan risiko yang tidak sistematis dalam manajemen portofolio yang justru dapat didiversifikasikan". Setujukah anda dengan pernyataan tersebut? Jelaskan alasan anda dan jika perlu disertai contoh kasus.​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

4. Untuk menghitung kurs obligasi "AA", kita dapat menggunakan rumus:

Kurs = (kupon + ((nominal - kupon) / jangka waktu)) / YTM

Dengan menggunakan data yang diberikan, kita bisa menghitung kurs obligasi "AA" sebagai berikut:

Kurs = (10 + ((2.000.000 - 10) / 5)) / 6

Kurs = (10 + 400.000) / 6

Kurs = 410.000 / 6

Kurs = 68.333,33

Jadi, kurs obligasi "AA" adalah 68.333,33.

5. Untuk menghitung current yield obligasi B "at premium", kita dapat menggunakan rumus:

Current Yield = (kupon / kurs) x 100%

Dengan menggunakan data yang diberikan, kita bisa menghitung current yield obligasi B sebagai berikut:

Current Yield = (10 / 250) x 100%

Current Yield = 4 x 100%

Current Yield = 4%

Jadi, current yield obligasi B adalah 4%.

6. Untuk menghitung YTM obligasi X "at premium", kita dapat menggunakan rumus:

YTM = (kupon + ((nominal - kurs) / jangka waktu)) / (kurs / 100)

Dengan menggunakan data yang diberikan, kita bisa menghitung YTM obligasi X sebagai berikut:

YTM = (20 + ((10.000.000 - 100) / 2)) / (100 / 100)

YTM = (20 + 9.900.000 / 2) / 1

YTM = (20 + 4.950.000) / 1

YTM = 4.970.000 /1

YTM = 4970%

Jadi, YTM obligasi X adalah 4970%. Namun, perlu diingat bahwa YTM yang dihitung dengan rumus di atas merupakan tingkat imbal hasil yang teoritis. Karena itu, mungkin saja tingkat imbal hasil yang sebenarnya yang didapatkan investor bisa berbeda dengan YTM yang dihitung dengan rumus tersebut.

7. Saya tidak sepenuhnya setuju dengan pernyataan tersebut. Meskipun investasi yang dilakukan oleh investor domestik mungkin lebih terfokus pada pasar domestik, investor juga harus mempertimbangkan kondisi internasional karena kondisi ekonomi global dapat mempengaruhi performa investasi yang dilakukan. Sebagai contoh, jika investor domestik berinvestasi dalam saham perusahaan yang terkait dengan industri ekspor, maka kondisi ekonomi global dan nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi performa saham tersebut.

8. Saya tidak sepenuhnya setuju dengan pernyataan tersebut. Pada masa resesi, tidak ada jenis saham yang benar-benar aman dari risiko. Namun, saham-saham yang terkait dengan produk-produk yang dianggap penting atau diperlukan secara terus-menerus, seperti produk kebutuhan pokok atau produk medis, mungkin lebih stabil daripada saham-saham yang terkait dengan industri yang dipengaruhi oleh tren atau permintaan yang cenderung fluktuatif. Namun, investor harus tetap mempertimbangkan risiko yang terkait dengan setiap jenis saham dan tidak hanya terpaku pada satu jenis saham tertentu.

9. Saya setuju dengan pernyataan tersebut. Inflasi merupakan risiko yang tidak sistematis karena tidak terkait dengan performa individu perusahaan atau sektor tertentu, melainkan terkait dengan kondisi ekonomi secara keseluruhan. Inflasi dapat mempengaruhi seluruh portofolio investasi dan oleh karena itu, dengan memiliki portofolio yang terdiversifikasi, investor dapat meminimalkan risiko yang terkait dengan inflasi. Sebagai contoh, jika investor memiliki saham di beberapa perusahaan yang terkait dengan industri yang berbeda, maka jika salah satu industri tersebut terpengaruh oleh inflasi, maka investor masih memiliki saham di industri lain yang tidak terpengaruh oleh inflasi. Ini akan memberikan diversifikasi yang lebih baik dan meminimalkan risiko yang terkait dengan inflasi. Selain itu, investor juga dapat berinvestasi dalam instrumen keuangan lain seperti obligasi atau reksa dana pendapatan tetap, yang memiliki tingkat inflasi yang lebih rendah dibandingkan dengan saham, sehingga juga dapat meminimalkan risiko yang terkait dengan inflasi.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh daffamahendra1 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Thu, 23 Mar 23