Penjelasan:

terdakwa anak dalam kasus penganiayaan Cristalino David Ozora (17) oleh Mario Dandy Satriyo (20), memohon hakim untuk membebaskannya seperti tertera dalam pledoi atau nota pembelaannya. AG dituntut empat tahun penjara dalam sidang tuntutan.

Menanggapi itu, Mellisa Anggraeni, Kuasa Hukum David, menilai permintaan AG itu tidak rasional. Sebaliknya, dia berharap hakim memvonis AG lebih dari tuntutan jaksa, mengingat tindak pidananya membuat David menjalani perawatan intensif hingga saat ini.

"Jadi, kami melihat sungguh tidak rasional jika bebas, mengingat kondisi David sampai hari ini, sudah 47 hari di ruang ICU,"

"Kami berharap nanti majelis hakim, hakim tunggal yang memeriksa dan mengadili perkara ini akan melihat sisi-sisi keadilan. Betapa beratnya atau betapa rusaknya yang sudah dilakukan oleh para pelaku terkait dengan anak-anak," lanjut Mellisa.

Karenanya, dia menilai layak apabila AG divonis lebih dari empat tahun. Bahkan, vonis maksimal. "Kalau ancaman pidananya itu 12 tahun ya dalam penerapan Pasal 355 penganiayaan berat terencana. Kalau terdakwa anak itu setengahnya, maka enam tahun," jelasnya.

Ia meyakini vonis maksimal layak, mengingat seluruh pemeriksaan saksi-saksi sudah cukup jelas terhadap apa yang dilakukan oleh AG. "Terlihat sangat terang yang dilakukan oleh pelaku anak ini," kata Mellisa.

Salah satu hal yang memberatkan adalah AG berbohong di dalam persidangan. "Terkait keterangan AG nggak jujur atau berbohong," tutur dia kepada wartawan di PN Jaksel.

Menurut Mellisa, permohonan maaf atau penyesalan tidak tergambar saat AG memberikan keterangan di persidangan.