Jawaban:

1. Beberapa contoh pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dalam budaya masyarakat Indonesia sebelum Islam antara lain: penggunaan bahasa Sanskerta dalam penulisan aksara dan penggunaan istilah-istilah agama, adanya bangunan candi seperti Borobudur dan Prambanan, adat upacara seperti Sumpah Palapa dan Serat Wedhatama yang mengandung nilai-nilai kebijaksanaan Hindu-Buddha, serta penggunaan seni arca dan wayang yang dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Buddha.
2. Rabu Kasan adalah sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa di daerah Banyumas, Jawa Tengah. Pada hari Rabu terakhir dalam bulan Kasan dalam penanggalan Jawa, masyarakat melakukan tradisi membersihkan lingkungan sekitar, seperti menyapu halaman rumah dan menyiram bunga di sekitar rumah. Selain itu, masyarakat juga membuat ketupat dari daun kelapa dan membagikannya kepada tetangga dan kerabat sebagai simbol persaudaraan dan kebersamaan.
3. Tiga prinsip Islam dalam memandang sebuah budaya adalah: Pertama, menerima dan menghormati perbedaan budaya selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Kedua, mempertahankan nilai-nilai dan norma-norma budaya yang positif dan sesuai dengan ajaran Islam. Ketiga, mengubah atau meninggalkan budaya yang bertentangan dengan ajaran Islam.
4. Tabot adalah perayaan tradisional yang dilakukan oleh masyarakat Bengkulu setiap tahunnya. Tabot adalah lambang kesedihan atas kematian Hasan dan Husein, cucu Nabi Muhammad SAW. Pada perayaan ini, masyarakat Bengkulu mempersiapkan Tabot yang terbuat dari kayu, kain, dan hiasan-hiasan berwarna-warni. Tabot kemudian diarak ke laut dan dipercikkan air laut sebagai simbol penghormatan kepada Hasan dan Husein. Setelah itu, masyarakat menggelar berbagai acara seperti tari-tarian dan musik tradisional.
5. Grebeg Besar adalah sebuah perayaan yang dilakukan oleh masyarakat Demak, Jawa Tengah, setiap tahunnya pada bulan Syawal dalam penanggalan Hijriyah. Perayaan ini dimulai dari pengambilan air dari sebuah sumur keramat yang diyakini memiliki kekuatan magis. Air tersebut kemudian digunakan untuk mandi bersama dan dicampurkan ke dalam makanan sebagai bentuk syukur atas hasil panen yang melimpah. Selain itu, pada perayaan Grebeg Besar juga dilakukan parade yang dipimpin oleh pemimpin agama setempat dengan membawa berbagai macam hiasan seperti bendera dan ukiran kayu. Perayaan ini telah dilakukan sejak zaman Kerajaan Demak dan menjadi salah satu perayaan tradisional yang terus dilestarikan hingga saat ini.