Jawaban:

Kerajaan Yerusalem

Penjelasan:

Dinasti Fatimiyyah.

Pada pertengahan abad ke-12, kekhalifahan Fatimiyah dibawah Khalifah Al-Adid di Mesir melemah dan mulai runtuh, dan Mesir berada ke dalam kondisi hampir anarki. Kepala negara resmi adalah Khalifah, tetapi kekuasaan pemerintah sebenarnya adalah wazir atau perdana menteri, dan berbagai gubernur daerah di Mesir bersaing satu sama lain untuk mendapatkan posisi itu, seringkali dengan cara kekerasan.  

Selama 1150-an, Syawar adalah gubernur kekhalifahan Fatimiyah di wilayah Mesir Hulu. Tetapi ia membuat kesepakatan dengan Sultan Damaskus, Nuruddin Zangi untuk membantu Shawar menjadi wazir di Mesir dan melawan pemberontakan pemimpin daerah Mesir lainnya.  

Nuruddin Zangi memutuskan membantu Syawar, karena menginginkan adanya sekutu untuk melawan Pasukan Salib dari Kerajaan Yerusalem yang mengancam Damaskus. Karena itu Nuruddin Zangi mengirimkan pasukannya yang dipimpin oleh Asaduddin Shirkuh bin Shadhi dan keponakannya, Salahuddīn al Ayyubi.

Syawar akhirnya berhasil menjadi wazir pada 1163-1169. Namun Syawar haus kekuasaan dan berselisih dengan Shirkuh. Syawar kemudian berbalik bersekutu dengan Raja Amalric I dari Yerusalem, pemimpin Pasukan Salib. Amalric memimpin pasukan ke Mesir pada tahun 1164 dan mengepung Shirkuh di Bilbeis. Sebagai tanggapan, Nuruddin menyerang Tentara Salib untuk membantu Shirkuh.

Setelah mengalahkan Pasukan Salib, Shirkuh kemudian menangkap Syawar, dan Khalifah Al-Adid menghukum mati Syawar yang dianggap pengkhianat. Shirkuh diangkat sebagai wazir yang baru pada awal tahun 1169. Namun baru beberapa bulan menjabat, dia meninggal dan digantikan oleh Salahuddīn al Ayyubi, yang kemudian akan mendirikan Dinasti Ayyubiyah setelah meninggalnya Al-Aḍid pada tahun 1171.