Pada tanggal 25 Februari 1944, K.H. Zaenal Mustafa melakukan perlawanan

Berikut ini adalah pertanyaan dari nabellaah641 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Pada tanggal 25 Februari 1944, K.H. Zaenal Mustafa melakukan perlawanan terhadap Jepang. Tujuan perlawanan tersebut adalah .... *Menentang pemungutan pajak

Menentang keharusan menyerahkan tanaman pangan kepada Jepang

Menentang Gerakan 3A

Menentang Seikerei

Menentang pelaksanaan romusha​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

menentang seikerei

Penjelasan:

Menolak Seikerei

Setelah membebaskan K.H. Zainal Mustafa,pihak Jepang mencoba merayunya menduduki jabatan anggota Sandenbu (Badan Propaganda) di Priangan Timur. Namun strategi yang dilakukan Jepang menemui jalan buntu. Sebagai pemimpin yang diikuti hampir seluruh santri di Tasikmalaya dan Priangan timur, Kiyai yang pernah menjadi santri di Sukamiskin tersebut menolak ajakan Jepang.

Beliau menolak bekerja sama karena alasan adanya ketentuan Seikerei, yaitu sikap membungkuk ke arah timur di pagi hari sebagai penghormatan terhadap Kaisar Jepang (Tenno Haika). Gerakan Seikerei mirip gerakan ruku' dalam shalat.Tidak hanya sebagai penghormatan, Seikerei juga sebagai pengakuan bahwa Kaisar Jepang adalah keturunan "Dewa Matahari" (Ameterasu). Dalam ajaran Islam tindakan itu berarti musyrik.

Akibat dari penolakan tersebut, Jepang menempatkan polisi rahasia (Kenpeitai) untuk mengawasi kegiatan Pesantren Sukamanah dan KH Zainal Mustafa.

Aiko Kurasawa dalam Mobilisasi dan Kontrol; Studi tentang Perubahan Sosizl Pedesaan di Jawa 1942-945, dengan mengutip Sjarif Hidajat menyatakan, kegeraman KH Zainal Mustafa terhadap Jepang mulai muncul tidak lama setelah Tentara ke-16 Kekaisaran Jepang menduduki wilayah Jawa dan membentuk pemerintahan militer. Disebutkan pada tahun 1943 KH Zainal Mustafa diam-diam melakukan persiapan perlawanan. Untuk tujuan ini, telah dilakukan kontak dengan beberapa pesantren di Tasikmalaya.

Selain itu juga dilakukan hubungan dengan kesatuan batalyon PETA (Pembela Tanah Air) yang dipimpin Daidancho Maskun. Nama terakhir ini disebut memiliki hubungan yang erat dengan Pesantren Sukamanah yang dipimpin KH Zainal Mustafa. Daidanco Maskun berjanji bahwa ia dan anak buahnya akan datang ke Sukamanah/Cimerah untuk memberi latihan militer untuk para santri. Rupanya hubungan dan rencana itu tercium pihak Jepang. Tidak lama kemudian kesatuan tentara PETA dipindahkan ke bagian selatan wilayah Tasikmalaya.

KH Zainal Mustafa pun tahu persis pihak Jepang telah dan selalu mengawasinya bahkan mengancamnya. Meski begitu suara-suara keras tetap saja ditujukan kepada Jepang. Beliau dan para santri siap dengan semua kemungkinan. Persiapan yang dilakukan adalah membentuk barisan santri dan rakyat untuk melindungi area pesantren. Jumlahnya sebanyak 509 orang.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh jamaludinsadewo9 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Thu, 03 Jun 21