Alia tinggal di perumahan yang padat penduduk. Keragaman suku, budaya dan agamamembuatnya banyak belajar untuk bertoleransi dan belajar banyak hal. Berdampingannya masjid

dan gereja membuktikan bahwa antar agama di sana saling menghagai dalam ibadah.

Di belakang rumah Alia, tinggallah satu keluarga yang berasal dari Sulawesi. Ada orang tua

yang aku panggil oma di rumah itu. Selain itu, di dekat rumahku banyak warga dari suku-suku lain

yang tinggal. Ada yang dari jawa, ada juga dari sumatra. Setiap hari kehidupan kami selalu rukun

dan tidak pernah berselisih. Aku sering berkomunikasi dengan Oma ketika melewati rumah Alia

jika akan berbelanja ke pasar. Sudah seminggu ini Alia tak melihat oma. Kata ibu, oma sedang

sakit. Beberapa hari kemudian sepulang sekolah ibu mengabarkan jika oma meninggal. Wah,

muncul rasa takut di hatiku. Untuk penganut agama Nasrani, jenazah tidak langsung dimakamkan.

Malam ini Alia melihat peti jenazah oma diletakkan di ruang tamu yang menghadap ke

jendela kamar mandinya. Jarak antara jendela kamar mandi dan pintu rumah oma sangat dekat.

Hanya dipisahkan oleh sedikit jalan saja. Alia mengintip dari jendela kamar mandi oh peti jenazah

oma tidak ditutup.

Tengah malam Alia ingin ke kamar mandi. Akhimya dengan sedikit keberanian dan

mengeluarkan keringat sebesar biji jagung. Alia ke kamar mandi. Aku la melihat dari celah jendela

peti jenazah yang terbuka, wajah oma jelas sekali terlihat. Alia sangat ketakutan. la tergesa-gesa

keluar dari kamar mandi. Baru selangkah keluar, Aila merasa ada yang menarik bajunya. Alia pun

langsung menangis. Huwaaaaa jangan tarik aku Oma …. Ampuun…

Pelan-pelan Alia putar kepalanya, dan ia melihat ya ampun, ternyata bajunya bukan Ninarik

oleh jenazah oma, tetapi tersangkut di engsel pintu kamar mandi. Ailapun menarik nafas lega. Alia

pun malu kepada dirinya sendiri.

Menurut kalian sikap apa yang ditunjukkan Alia terhadap keberagaman yang ada di lingkungan

sekitarnya? Jelaskan termasuk pengamalan sila keberapa, sikap yang ditunjukkan Alia!​