sebutkan contoh hukum adat dan sanksinya. Jawa Melayu dan Mandailing.

Berikut ini adalah pertanyaan dari zaidanarafif381 pada mata pelajaran PPKn untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

sebutkan contoh hukum adat dan sanksinya. Jawa Melayu dan Mandailing. dibantu ya secepatnya soalnya mau dikumpulin besok pliss kakak²..​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Pembahasa:

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan tradisi. Begitu banyak suku yang masing-masing memiliki adat tersendiri. Tidak jarang adat yang dijunjung juga membawa hukum-hukum tidak tertulis yang sering menjadi rujukan masyarakat setempat. Salah satu hukum adat yang ada di Indonesia adalah hukum adat Jawa.

Hukum adat adalah perwujudan dari gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai budaya, norma, hukum dan aturan-aturan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga akan membentuk suatu sistem dengan sanksi yang jelas dan sangat kuat. Hukum adat ini bisa menjadi cerminan dari kepribadian suatu bangsa, bahkan menjadi penjelmaan dari jiwa dan bangsa yang bersangkutan selama berabad-abad sebagai bagian dari unsur-unsur identitas nasional

Di Indonesia, hukum adat lahir dan dipelihara oleh keputusan orang-orang terdahulu dan dilanjutkan secara turun temurun hingga pada akhirnya menjadi kebiasaan bagi suatu masyarakat adat tertentu, walaupun ada perbedaan hukum adat dan kebiasaan. Hal ini membuat masyarakat tersebut pada akhirnya melihat hukum adat sebagai hukum yang mendarah daging dan harus dipatuhi. Meski begitu, pada hakikatnya hukum adat tidak bisa diberlakukan secara positif di semua wilayah di Indonesia, karena secara wilayah dan sejarahnya setiap daerah memiliki adat yang berbeda.

Pada umumnya hukum adat yang ada di Indonesia memiliki sifat hukum adat yang berupa hukum yang tidak tertulis. Meski demikian, masyarakat tetap menjunjung tinggi segala aturan yang ada di dalam hukum adat tersebut.

Salah satu hukum adat yang ada di Indonesia adalah hukum adat kejawen, atau bisa juga disebut hukum adat Jawa. Di era modern seperti saat ini, memang agak sulit dipercaya bahwa masih ada hukum adat yang berlaku. Namun, tidak demikian di masyarakat Jawa. Masih banyak masyarakat Jawa yang menjunjung tinggi dan mempercayai hukum adat Jawa untuk setiap kegiatan yang dilakukan. Bahkan, tidak jarang hukum adat Jawa tersebut terlihat ‘mengalahkan’ kebebasan modern ataupun kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi

Berikut ini adalah contoh hukum adat Jawa:

1. Perhitungan Kalender

Kepercayaan masyarakat Jawa, terdapat hari-hari baik untuk melakukan sesuatu atau memulai suatu kegiatan tertentu. Tidak semua hari baik untuk melakukan kegiatan. Bahkan, dengan kepercayaan ini orang Jawa beranggapan jika kegiatan dilakukan tidak sesuai dengan perhitungan kalender Jawa, maka orang tersebut bisa mendapatkan musibah. Hukum adat Jawa ini tidak terlepas dari kepercayaan akan hal-hal mistis yang terlihat tidak lagi logis di era modern seperti saat ini. Namun, pada kenyataannya hukum adat ini masih banyak dipercayai oleh masyarakat Jawa.

Hukum adat Jawa terkait perhitungan kalender Jawa ini tidak hanya mengatur pernikahan, seperti yang masih banyak terlihat di kehidupan sehari-hari. Perhitungan kalender ini juga mengatur tentang usaha, hajatan besar, bahkan waktu yang baik untuk pindah rumah. Bukan hanya terkait dengan hal-hal mistis, namun perhitungan kalender ini juga mengandung makna filosofis yang mendalam, meski hal ini sudah banyak terlupakan. Banyak orang yang sudah tidak lagi memahami apa makna dari perhitungan kalender ini, melainkan hanya sebagai syarat untuk mendapatkan keselamatan dan keridhoan Tuhan Yang Maha Esa.

Sebagai satu contoh konkrit untuk perhitungan kalender ini adalah ketika seseorang ingin memulai usaha atau bisnis tertentu. Dalam kepercayaan orang Jawa, terdapat pakem khusus yang harus diikuti untuk memprediksi apakah usaha yang dilakukan akan mencapai kesuksesan atau mendapat pengaruh dari nasib baik sehingga akan mempermudah rezekinya. Salah satunya adalah dengan memilih hari baik yang diyakini akan bisa menjadi awal mula yang baik untuk perjalanan usaha sehingga membuahkan hasil yang maksimal dan terhindar dari kegagalan.

2. Penggunaan Primbon Jawa

Menurut Ki KRM TB Djoko MP Hamidjoyo BA pakar ilmu kejawen, abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta, berdasarkan realita supranatural manusia perlu untuk menyiasati kegagalan dalam menjalankan sebuah usaha. Hal ini bisa dilakukan dengan memperhatikan prediksi menurut primbon, meski hal ini tidak sepenuhnya diyakini. Berdasarkan Kitab Tafsir Jawi, dino pitu pasaran lima masing-masing dan pasaran karakter baik.

{\green{\fcolorbox{blue}{black}{\boxed{\bold{\red{BY}}}\boxed{\mathfrak{}\blue{@LordBadge87}}}}}

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh LordBadge87 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Thu, 28 Apr 22