Jawaban:

Ibnu Muflih adalah seorang ulama dan penulis dari abad ke-8 Masehi. Dalam salah satu karyanya, yaitu "Al-Furu' min al-Kafi", Ibnu Muflih menyebutkan beberapa macam barang temuan, yaitu:

Luqatah: Barang yang ditemukan dan masih memiliki pemilik yang sah. Misalnya, jika seseorang menemukan dompet di jalan, dan di dalamnya terdapat identitas pemilik, maka dompet tersebut adalah luqatah.

Mafqud: Barang yang ditemukan tetapi tidak diketahui siapa pemiliknya. Misalnya, jika seseorang menemukan uang di jalan, dan tidak ada yang mengklaimnya sebagai miliknya, maka uang tersebut adalah mafqud.

Ghulul: Barang yang ditemukan dan tidak memiliki pemilik sah, namun ditemukan di tempat yang memiliki pengawasan ketat. Misalnya, jika seseorang menemukan dompet di dalam kantor atau toko, dan tidak ada yang mengklaimnya sebagai miliknya, maka dompet tersebut adalah ghulul.

Rikaz: Barang yang ditemukan di dalam tanah atau di tempat yang tidak biasa. Misalnya, jika seseorang menemukan harta karun atau benda bersejarah di dalam tanah, maka benda tersebut adalah rikaz.

Fai: Barang yang ditemukan sebagai hasil dari perang atau penaklukan wilayah. Misalnya, jika pasukan muslim menaklukan sebuah kota dan menemukan harta di dalamnya, maka harta tersebut adalah fai.

Perlu diingat bahwa konsep barang temuan dalam Islam memiliki aturan-aturan khusus yang mengatur tata cara menemukan, mengambil, serta mengembalikan barang temuan tersebut kepada pemiliknya.

Penjelasan: