Kekuatan koalisi dalam pemilihan presiden (pemilu capres) sangat penting, karena bisa mempengaruhi hasil akhir dari pemilu tersebut. Koalisi merupakan gabungan dari beberapa partai politik yang sepakat untuk bersama-sama mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden. Ada beberapa kekuatan yang dimiliki oleh koalisi dalam pemilu capres, di antaranya:

1. Kekuatan elektoral: Koalisi memiliki kekuatan elektoral yang besar, karena dapat menggabungkan suara dari berbagai partai politik yang bergabung. Dengan demikian, koalisi dapat mengumpulkan suara yang cukup untuk memenangkan pemilu.

2. Kekuatan finansial: Koalisi memiliki kekuatan finansial yang besar, karena partai politik yang bergabung akan saling mendukung dalam kampanye pemilu. Dengan demikian, koalisi memiliki dana yang cukup untuk membiayai kegiatan kampanye dan meningkatkan popularitas pasangan calon.

3. Kekuatan politik: Koalisi juga memiliki kekuatan politik yang besar, karena dapat membentuk kabinet yang kuat dan stabil jika pasangan calon yang diusung berhasil memenangkan pemilu. Dengan demikian, koalisi dapat memperoleh pengaruh politik yang besar dalam menjalankan pemerintahan.

Namun, di sisi lain, koalisi juga memiliki beberapa kelemahan, seperti:

1. Kesulitan dalam menyatukan visi dan misi: Koalisi terdiri dari berbagai partai politik yang memiliki visi dan misi yang berbeda-beda. Hal ini bisa menyulitkan dalam menyatukan visi dan misi untuk memenangkan pemilu.

2. Potensi konflik: Karena koalisi terdiri dari partai politik yang berbeda-beda, maka potensi konflik dalam koalisi cukup besar. Konflik bisa timbul dalam hal pembagian kekuasaan atau jatah menteri dalam kabinet.

3. Potensi pembelahan suara: Jika koalisi tidak dapat memperoleh dukungan dari semua partai politik di dalamnya, maka potensi pembelahan suara bisa terjadi. Hal ini bisa merugikan koalisi dan mempengaruhi hasil akhir dari pemilu.