Berikut ini adalah pertanyaan dari yulianaputri1102 pada mata pelajaran Matematika untuk jenjang Sekolah Dasar
Di baca dulu kak baru jawab soal di atas yaPentingnya Budaya Tegur Sapa
Senangnya tinggal di Desa Sereh Wangi. Kedekatan hubungan antarwarga membuat mereka saling menjaga. Tidak semua warga Desa Sereh Wangi merupakan penduduk asli. Sebagian warga merupakan pendatang, mereka masuk ketika kampung ini dibuka sebagai wilayah transmigrasi. Walau demikian, perbedaan asal usul tidak merenggangkan kedekatan mereka. Kedekatan antarwarga dimulai dengan kebiasaan saling tegur sapa. Ketika berpapasan di lorong antarrumah, di jalan, atau di pasar tak pernah terlewat untuk saling menegur. Sekadar mengucap “Selamat pagi, selamat siang, selamat sore” sampai bertukar kabar atau berbincang sejenak. Semua saling kenal, semua saling peduli. Di ujung jalan, tinggal Nenek Ijah seorang diri. Ia penghuni tertua di sini. Walau begitu ia masih mandiri melakukan kesibukan di rumahnya. Kadang ia terlihat menyapu pelan daun-daun di halaman rumah. Lain waktu ia duduk beristirahat di beranda. Pak Tulus, sang kepala desa, rajin menyapa Nenek Ijah. Pagi hari, sambil berangkat kerja, ia kerap mampir untuk sekedar mengantarkan ubi atau singkong rebus. Sore hari ia lewat lagi seraya melambai pada Nenek Ijah yang duduk di beranda. Tahukah kamu pekerjaan kepala seorang kepala desa? Hal-hal baik apa yang bisa kita contoh dari mereka? Pada suatu pagi, Pak Tulus tidak menjumpai Nenek Ijah di halamannya. Sore harinya beranda rumah nenek Ijah masih tetap sepi. Pak Tulus menyempatkan untuk singgah. Pak Tulus mengetuk pintu, tetapi tak dijawab. Pak Tulus membuka pintu dan melangkah masuk. Betapa terkejut beliau menjumpai Nenek Ijah terkulai lemas di depan ruang tengahnya. Diraba dahinya, terasa agak hangat. Rupanya Nenek Ijah sakit. Pak Tulus menyesal tidak menyempatkan mampir tadi pagi namun, belum terlambat. Pak Tulus mengajak beberapa warga membawa Nenek Ijah ke dokter terdekat. Pak Tulus mengatur jadwal warga yang akan bergantian menjaga Nenek Ijah sampai pulih. Tidak ada warga yang menolak. Semua sukarela membantu. Mereka tahu, kelak suatu ketika mereka dalam kesulitan, pasti akan dibantu. Budaya tegur sapa menjadi perekat warga. Budaya tegur sapa membangun kepedulian terhadap sesama.
Senangnya tinggal di Desa Sereh Wangi. Kedekatan hubungan antarwarga membuat mereka saling menjaga. Tidak semua warga Desa Sereh Wangi merupakan penduduk asli. Sebagian warga merupakan pendatang, mereka masuk ketika kampung ini dibuka sebagai wilayah transmigrasi. Walau demikian, perbedaan asal usul tidak merenggangkan kedekatan mereka. Kedekatan antarwarga dimulai dengan kebiasaan saling tegur sapa. Ketika berpapasan di lorong antarrumah, di jalan, atau di pasar tak pernah terlewat untuk saling menegur. Sekadar mengucap “Selamat pagi, selamat siang, selamat sore” sampai bertukar kabar atau berbincang sejenak. Semua saling kenal, semua saling peduli. Di ujung jalan, tinggal Nenek Ijah seorang diri. Ia penghuni tertua di sini. Walau begitu ia masih mandiri melakukan kesibukan di rumahnya. Kadang ia terlihat menyapu pelan daun-daun di halaman rumah. Lain waktu ia duduk beristirahat di beranda. Pak Tulus, sang kepala desa, rajin menyapa Nenek Ijah. Pagi hari, sambil berangkat kerja, ia kerap mampir untuk sekedar mengantarkan ubi atau singkong rebus. Sore hari ia lewat lagi seraya melambai pada Nenek Ijah yang duduk di beranda. Tahukah kamu pekerjaan kepala seorang kepala desa? Hal-hal baik apa yang bisa kita contoh dari mereka? Pada suatu pagi, Pak Tulus tidak menjumpai Nenek Ijah di halamannya. Sore harinya beranda rumah nenek Ijah masih tetap sepi. Pak Tulus menyempatkan untuk singgah. Pak Tulus mengetuk pintu, tetapi tak dijawab. Pak Tulus membuka pintu dan melangkah masuk. Betapa terkejut beliau menjumpai Nenek Ijah terkulai lemas di depan ruang tengahnya. Diraba dahinya, terasa agak hangat. Rupanya Nenek Ijah sakit. Pak Tulus menyesal tidak menyempatkan mampir tadi pagi namun, belum terlambat. Pak Tulus mengajak beberapa warga membawa Nenek Ijah ke dokter terdekat. Pak Tulus mengatur jadwal warga yang akan bergantian menjaga Nenek Ijah sampai pulih. Tidak ada warga yang menolak. Semua sukarela membantu. Mereka tahu, kelak suatu ketika mereka dalam kesulitan, pasti akan dibantu. Budaya tegur sapa menjadi perekat warga. Budaya tegur sapa membangun kepedulian terhadap sesama.
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
- Judul : Pentingnya Budaya tegur sapa
- Tokoh : Nenek Ijah , Pak tulus Dan warga desa
- Sifat tokoh : Nenek Ijah : Mandiri
- Pak Tulus: Suka membantu/Menolong
- Tempat : Desa sereh wangi
- awal cerita : Kedekatan antar warga sereh wangi
- Akhir cerita : Budaya tegur sapa membangun kepedulian terhadap sesama.
- Pesan Moral : Kita Harus peduli terhadap sesama dalam kesulitan dan kita harus membangun budaya tegur sapa.
- Pelajaran : Tema 4 Berbagai Perkejaan Subtema 3 Pembelajaran 4
- Kelas : 4SD/MI
- Maaf kalo kurang penjelasan nya Mohon maaf
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh fransiscaerlina2011 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sun, 16 Jan 22