Jika tidak ada zat murni yang bisa tercampur, maka reaksi kimia antar zat akan terhambat. Zat murni yang bisa tercampur ini disebut dengan pelarut, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan zat-zat lain yang kemudian membentuk larutan. Jika tidak ada pelarut, maka zat-zat tersebut tidak akan tercampur dan akan tetap berada dalam bentuk zat murni masing-masing.

Dampak dari hal ini dapat berbeda-beda tergantung pada situasi dan kebutuhan. Sebagai contoh, dalam kehidupan sehari-hari, pelarut sering digunakan untuk mempermudah proses pengolahan, seperti dalam industri farmasi, kosmetik, makanan, dan minuman. Jika tidak ada pelarut, maka proses produksi dalam industri tersebut bisa menjadi sulit dan tidak efisien.

Namun di sisi lain, jika zat murni yang tidak bisa tercampur ini digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan pemisahan, seperti dalam teknologi pemurnian atau proses pemisahan dalam laboratorium, maka ketiadaan pelarut dapat mempermudah proses tersebut. Dalam hal ini, ketiadaan pelarut justru menjadi keuntungan karena memungkinkan zat murni tersebut dipisahkan dengan lebih mudah dan efisien.