Jawaban:

1. Afinitas elektron adalah energi yang dibebaskan atau diserap ketika sebuah atom menambahkan satu elektron ke kulit terluar atau orbital valensi-nya. Dalam hal ini, afinitas elektron dapat dianggap sebagai ukuran kecenderungan atom untuk menarik elektron tambahan ke dalam struktur elektroniknya. Afinitas elektron dinyatakan dalam satuan energi, seperti elektron volt (eV) atau joule (J), dan dapat digunakan untuk memprediksi sifat kimia dan reaktivitas berbagai unsur kimia.

2. A karena ia bersedia membayar Rp 1.000 untuk memperoleh pensil itu, sedangkan si B hanya mau menerimanya jika ia dibayar setidaknya Rp 500. Ini menunjukkan bahwa si A lebih berniat untuk memperoleh pensil daripada si B.

3. Unsur yang memiliki afinitas elektron yang lebih besar adalah unsur yang memiliki afinitas elektron bertanda negatif. Afinitas elektron yang lebih besar menunjukkan bahwa atom unsur lebih mudah menyerap elektron dan membentuk ion negatif.

Ini disebabkan oleh fakta bahwa atom yang kekurangan elektron dalam kulit terluar mereka cenderung menyerap elektron dari atom lain untuk mencapai konfigurasi elektron yang lebih stabil. Oleh karena itu, unsur dengan afinitas elektron yang lebih besar cenderung memiliki kecenderungan yang lebih kuat untuk menyerap elektron dan membentuk ion negatif.

Namun, perlu diingat bahwa afinitas elektron dapat bervariasi tergantung pada unsur tertentu dan kondisi lingkungan tertentu. Beberapa unsur mungkin memiliki afinitas elektron yang sangat besar dan mudah membentuk ion negatif, sementara yang lain mungkin memiliki afinitas elektron yang sangat kecil atau bahkan bernilai positif, yang berarti mereka cenderung melepaskan elektron dan membentuk ion positif.

4. Klorin memiliki afinitas elektron yang lebih besar daripada fluorin. Klorin memiliki afinitas elektron sebesar -349 kJ/mol, sedangkan fluorin hanya memiliki afinitas elektron sebesar -328 kJ/mol. Hal ini menunjukkan bahwa klorin memiliki kecenderungan yang lebih kuat untuk menyerap elektron dan membentuk ion negatif daripada fluorin.

5. Kedua unsur, berilium dan magnesium, memiliki afinitas elektron yang positif, yang berarti bahwa mereka lebih cenderung melepaskan elektron daripada menyerap elektron. Oleh karena itu, tidak mungkin untuk membandingkan kedua unsur berdasarkan afinitas elektron mereka.

Perlu diingat bahwa afinitas elektron mengukur energi yang diperlukan untuk menambahkan satu elektron ke atom netral dalam fase gas. Jika energi ini bernilai positif, maka artinya lebih sulit untuk menambahkan elektron karena elektron tersebut harus melewati gaya tolak dari elektron-elektron yang ada di kulit atom tersebut. Dalam hal ini, baik berilium dan magnesium memiliki afinitas elektron positif yang relatif kecil, yang berarti bahwa kedua unsur lebih cenderung melepaskan elektron daripada menyerap elektron.

Maaf jika saya salah