Jawaban:

Untuk menentukan pereaksi pembatas, kita perlu membandingkan jumlah mol etanol (C₂H6O) dan oksigen (O₂) yang tersedia. Berdasarkan persamaan reaksi yang diberikan, 1 mol etanol memerlukan 3 mol oksigen.

Jumlah mol etanol yang tersedia dapat dihitung sebagai berikut:

n(C₂H6O) = massa / Mr

n(C₂H6O) = 13,8 g / 46,07 g/mol

n(C₂H6O) = 0,2992 mol

Jumlah mol oksigen yang tersedia juga dapat dihitung:

n(O₂) = massa / Mr

n(O₂) = 19,2 g / 32 g/mol

n(O₂) = 0,6 mol

Dari perbandingan tersebut, kita dapat melihat bahwa jumlah mol oksigen (0,6 mol) lebih banyak daripada jumlah mol etanol (0,2992 mol). Oleh karena itu, oksigen adalah pereaksi berlebih dan menjadi pereaksi pembatas. Ini berarti reaksi hanya dapat menggunakan 0,2992 mol etanol, karena hanya itu yang tersedia dalam jumlah yang cukup untuk bereaksi dengan oksigen yang ada.

Untuk menentukan berapa banyak karbon dioksida (CO₂) dan air (H₂O) yang dihasilkan dalam reaksi ini, kita perlu menggunakan perbandingan stoikiometri dalam persamaan reaksi. Dari persamaan reaksi, setiap mol etanol akan menghasilkan 2 mol CO₂ dan 3 mol H₂O. Oleh karena itu, 0,2992 mol etanol akan menghasilkan:

0,5984 mol CO₂0,8976 mol H₂O

Massa CO₂ yang dihasilkan dapat dihitung sebagai berikut:

massa CO₂ = n x Mr

massa CO₂ = 0,5984 mol x 44,01 g/mol

massa CO₂ = 26,28 g

Massa H₂O yang dihasilkan dapat dihitung sebagai berikut:

massa H₂O = n x Mr

massa H₂O = 0,8976 mol x 18,02 g/mol

massa H₂O = 16,15 g

Jadi, jika 13,8 gram etanol dibakar dengan 19.2 gram oksigen, maka pereaksi pembatas dalam reaksi adalah oksigen, dan reaksi akan menghasilkan 26,28 gram CO₂ dan 16,15 gram H₂O.

nih