Jawaban:

A. Beberapa penerapan nanoteknologi dalam bidang tekstil meliputi:

1. Kain tahan air dan kain anti-noda: Nanopartikel dengan sifat hidrofobik (tolak air) dapat digunakan untuk mengolah serat tekstil agar menjadi tahan air atau anti-noda. Hal ini membuat kain tetap kering dan tahan terhadap noda atau cairan.

2. Kain antimikroba: Nanopartikel perak atau tembaga dapat diaplikasikan pada serat tekstil untuk memberikan sifat antimikroba. Hal ini membantu menghambat pertumbuhan bakteri dan mengurangi bau yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme.

3. Kain anti-bau: Nanopartikel seperti zeolit atau karbon aktif dapat digunakan pada serat tekstil untuk menyerap dan menghilangkan bau yang tidak diinginkan. Ini berguna dalam pakaian olahraga atau serat tekstil yang rentan terhadap penumpukan bau.

4. Kain dengan sifat termal: Nanoteknologi dapat digunakan untuk menghasilkan serat tekstil dengan sifat termal yang baik. Misalnya, serat karbon nanotube dapat digunakan untuk meningkatkan konduktivitas panas atau menyerap energi termal.

5. Kain dengan sifat anti-radiasi: Nanopartikel seperti oksida logam dapat digunakan untuk membuat serat tekstil yang memiliki kemampuan mengurangi radiasi elektromagnetik, seperti sinar UV atau radiasi elektromagnetik lainnya.

B. Unsur S (sulfur) dengan nomor atom 16 dan unsur O (oksigen) dengan nomor atom 8 memiliki perbedaan dalam beberapa sifat fisik dan kimia. Perbandingan sifat-sifat tersebut adalah:

1. Jari-jari atom: Secara umum, jari-jari atom sulfur (S) lebih besar daripada jari-jari atom oksigen (O). Hal ini karena sulfur memiliki kulit elektron yang lebih tinggi dan memiliki lebih banyak elektron yang harus diakomodasi dalam jari-jari atom.

2. Energi ionisasi: Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk menghilangkan satu elektron dari atom. Energi ionisasi oksigen (O) lebih besar daripada energi ionisasi sulfur (S). Ini menunjukkan bahwa oksigen cenderung lebih sulit kehilangan elektronnya dibandingkan dengan sulfur.

3. Elektronegativitas: Elektronegativitas adalah kemampuan suatu unsur untuk menarik elektron dalam ikatan kimia. Oksigen (O) memiliki elektronegativitas yang lebih tinggi daripada sulfur (S). Ini berarti oksigen cenderung menarik elektron lebih kuat dalam ikatan kimia dibandingkan dengan sulfur.

Namun, perlu dicatat bahwa informasi ini hanya berdasarkan perbandingan umum antara unsur S dan O, dan dapat ada variasi dalam sifat-sifat ini tergantung pada lingkungan kimia dan struktur molekul yang lebih spesifik.