Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) semakin aktif dalam bidang budaya, di antaranya:

Pembentukan Dewan Kesenian Nahdlatul Ulama (DEKNu) pada tahun 2011. DEKNu bertujuan untuk mengembangkan dan mempromosikan kebudayaan Islam melalui seni dan budaya, seperti seni rupa, musik, tari, dan sastra. DEKNu juga memfasilitasi komunitas seniman NU untuk berkolaborasi dan berbagi pengalaman.

Terdapat banyak pusat studi kebudayaan di pondok pesantren NU, seperti Pondok Pesantren Tebuireng, Pondok Pesantren Gontor, dan Pondok Pesantren Lirboyo. Pusat studi tersebut memberikan pendidikan tentang seni, sastra, dan budaya Islam kepada para santri NU.

NU sering mengadakan festival seni dan budaya di berbagai daerah, seperti Festival Seni Budaya NU di Jombang, Festival Film NU di Yogyakarta, dan Festival Seni dan Budaya Islam di Makassar. Festival-festival tersebut menampilkan seniman dan budayawan NU serta mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah dan nasional.

NU juga memiliki banyak seniman dan budayawan yang aktif, seperti Emha Ainun Nadjib, Gus Dur, dan KH Mustofa Bisri. Karya-karya mereka mencerminkan pemikiran-pemikiran dan nilai-nilai NU yang universal dan humanis.

NU juga mendirikan pusat-pusat kebudayaan, seperti Balai Budaya NU di Surabaya, yang menyelenggarakan berbagai acara budaya seperti pertunjukan seni, seminar, dan pameran seni