Untuk menjawab pertanyaan A dan B, kita perlu menggunakan hukum perbandingan volume gas dalam reaksi kimia yang dijelaskan dalam persamaan stoikiometri.

Persamaan reaksi yang diberikan adalah:

2SO2(g) + O2(g) ⇌ 2SO3(g)

A. Untuk menentukan volume gas belerang trioksida (SO3) yang terbentuk, kita perlu mempertimbangkan perbandingan stoikiometri antara gas SO2 dan SO3 dalam persamaan reaksi. Dalam persamaan ini, perbandingannya adalah 2:2, yang berarti setiap 2 liter SO2 yang bereaksi akan menghasilkan 2 liter SO3.

Dalam kasus ini, awalnya terdapat 10 liter SO2 yang direaksikan. Oleh karena itu, volume gas SO3 yang terbentuk akan sama dengan volume awal SO2, yaitu 10 liter.

Jadi, volume gas belerang trioksida (SO3) yang terbentuk adalah 10 liter.

B. Untuk menentukan volume gas yang tersisa setelah reaksi, kita perlu mempertimbangkan volume gas yang bereaksi dalam persamaan reaksi. Dalam kasus ini, gas yang bereaksi adalah SO2 dan O2.

Dalam persamaan reaksi, setiap 2 liter SO2 akan bereaksi dengan 1 liter O2. Oleh karena itu, jika awalnya terdapat 10 liter SO2, maka kita membutuhkan 5 liter O2 agar bereaksi sepenuhnya.

Namun, dalam kasus ini, hanya 6 liter O2 yang tersedia. Oleh karena itu, SO2 akan habis bereaksi dengan 5 liter O2, dan 1 liter O2 akan tetap tidak bereaksi.

Jadi, volume gas yang tersisa adalah 1 liter O2.