Berikut ini adalah pertanyaan dari Tayera pada mata pelajaran Kimia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Bagaimana cara pengolahan besi
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Bahan yang digunakan pada pengolahan besi, selain bijih besi adalah kokas (C) dan batu kapur (CaCO3). Kokas berfungsi sebagai reduktor, sedangkan batu kapur berfungsi sebagai fluks, yaitu bahan yang akan bereaksi dengan pengotor dalam bijih besi dan memisahkan pengotor itu dalam bentuk cairan kental yang disebut terak (slag).
Komposisi bahan-bahan tersebut bergantung pada pengotor dalam bijih besi. Bijih besi mengandung pengotor, baik yang bersifat asam seperti SiO2(pasir), Al2O3, dan P2O5, maupun pengotor yang bersifat basa seperti CaO, MgO, dan MnO. Akan tetapi, biasanya pengotor yang bersifat asam lebih banyak sehingga perlu ditambahkan fluks yang bersifat basa, yaitu CaCO3.
Proses/reaksi yang terjadi pada pengolahan besi dalam garis besarnya adalah sebagai berikut. Bijih besi, kokas, dan batu kapur diumpankan dari puncak tanur, sementara dari bagian bawah ditiupkan udara panas. Kokas terbakar pada bagian bawah tanur dengan membebaskan kalor sehingga suhu di daerah itu dapat mencapai 2000°C.
C(s) + O2(g) → CO2(g) + kalor
ketika bergerak naik, gas CO2 yang baru terbentuk itu bereaksi lagi dengan kokas yang bergerak turun membentuk CO.
CO2(g) + C(s) → 2CO(g)
Gas CO inilah yang akan mereduksi bijih besi secara bertahap (lihat gambar):
(+3) (+3/+2) (+2) (0)
Fe2O3 → Fe3O4 → FeO → Fe
Reaksi totalnya dapat dituliskan sebagai berikut.
Fe2O3(s) + 3CO(g) → 2Fe(l) + 3CO2(g)
Oleh karena suhu tanur sangat tinggi, besi yang terbentuk berupa cairan. Reaksi pembentukan terak yang menghilangkan pengotor adalah sebagai berikut.
CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g) (800 – 900°C)
CaO(s) + SiO2(s) → CaSiO3(l) (1200°C)
3CaO(s) + P2O5(g) → Ca3(PO4)2(l) (1200°C)
Reaksi yang menghasilkan pengotor yang larut dalam besi cair.
MnO + C → Mn + CO (14000C)
SiO2 + 2C → Si + 2CO (14000C)
P2O5 + 5C → 2P + 5CO (14000C)
Mn, Si, P, C, dan S larut dalam besi cair. Besi cair turun ke dasar tanur dan dikeluarkan secara periodik. Adapun terak, karena massa jenisnya lebih kecil, mengapung di atas besi cair itu. Lapisan terak sekaligus berfungsi melindungi besi cair dari oksidasi kembali. Terak dikeluarkan dari saluran tersendiri dan dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan jalan raya atau bahan pupuk.
Besi yang dihasilkan dari tanur tiup disebut besi gubal (pig iron) atau besi kasar, mengandung kira-kira 95% besi, 3 – 4% karbon, dan sisanya pengotor lain seperti Mn, Si, P, dan S. Besi gubal bersifat keras tetapi rapuh. Pada umumnya, sebagian besar besi gubal langsung diproses untuk membuat baja. Sebagian lain dapat dialirkan ke dalam cetakan sehingga diperoleh besi tuang (cast iron). Besi tempa diperoleh dari besi gubal dengan mengurangi kadar karbon. Besi tempa lebih lunak dan tidak rapuh.
Komposisi bahan-bahan tersebut bergantung pada pengotor dalam bijih besi. Bijih besi mengandung pengotor, baik yang bersifat asam seperti SiO2(pasir), Al2O3, dan P2O5, maupun pengotor yang bersifat basa seperti CaO, MgO, dan MnO. Akan tetapi, biasanya pengotor yang bersifat asam lebih banyak sehingga perlu ditambahkan fluks yang bersifat basa, yaitu CaCO3.
Proses/reaksi yang terjadi pada pengolahan besi dalam garis besarnya adalah sebagai berikut. Bijih besi, kokas, dan batu kapur diumpankan dari puncak tanur, sementara dari bagian bawah ditiupkan udara panas. Kokas terbakar pada bagian bawah tanur dengan membebaskan kalor sehingga suhu di daerah itu dapat mencapai 2000°C.
C(s) + O2(g) → CO2(g) + kalor
ketika bergerak naik, gas CO2 yang baru terbentuk itu bereaksi lagi dengan kokas yang bergerak turun membentuk CO.
CO2(g) + C(s) → 2CO(g)
Gas CO inilah yang akan mereduksi bijih besi secara bertahap (lihat gambar):
(+3) (+3/+2) (+2) (0)
Fe2O3 → Fe3O4 → FeO → Fe
Reaksi totalnya dapat dituliskan sebagai berikut.
Fe2O3(s) + 3CO(g) → 2Fe(l) + 3CO2(g)
Oleh karena suhu tanur sangat tinggi, besi yang terbentuk berupa cairan. Reaksi pembentukan terak yang menghilangkan pengotor adalah sebagai berikut.
CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g) (800 – 900°C)
CaO(s) + SiO2(s) → CaSiO3(l) (1200°C)
3CaO(s) + P2O5(g) → Ca3(PO4)2(l) (1200°C)
Reaksi yang menghasilkan pengotor yang larut dalam besi cair.
MnO + C → Mn + CO (14000C)
SiO2 + 2C → Si + 2CO (14000C)
P2O5 + 5C → 2P + 5CO (14000C)
Mn, Si, P, C, dan S larut dalam besi cair. Besi cair turun ke dasar tanur dan dikeluarkan secara periodik. Adapun terak, karena massa jenisnya lebih kecil, mengapung di atas besi cair itu. Lapisan terak sekaligus berfungsi melindungi besi cair dari oksidasi kembali. Terak dikeluarkan dari saluran tersendiri dan dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan jalan raya atau bahan pupuk.
Besi yang dihasilkan dari tanur tiup disebut besi gubal (pig iron) atau besi kasar, mengandung kira-kira 95% besi, 3 – 4% karbon, dan sisanya pengotor lain seperti Mn, Si, P, dan S. Besi gubal bersifat keras tetapi rapuh. Pada umumnya, sebagian besar besi gubal langsung diproses untuk membuat baja. Sebagian lain dapat dialirkan ke dalam cetakan sehingga diperoleh besi tuang (cast iron). Besi tempa diperoleh dari besi gubal dengan mengurangi kadar karbon. Besi tempa lebih lunak dan tidak rapuh.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh rendimarsall dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Fri, 16 Feb 18