1. perundingan linggarjati

Perundingan Linggarjati, adalah perundingan yang dilakukan pada 10-15 November 1946, di daerah Linggarjati, dekat Cirebon. Hasil dari perundingan ini, menghasilkan 4 poin, salah satu hasil poin dari perundingan tersebut adalah, Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa dan Madura. Namun, pada akhirnya Belanda melanggar perjanjian tersebut dan tak terikat lagi pada 21 Juli 1947, dengan menjalankan Agresi Militer I.

2. perundingan renville

Perjanjian Linggarjati yang sebelumnya dianggap gagal, diupayakan perundingan kembali dengan Perundingan Renville, yang ditandatangani pada 17 Januari 1948, di atas geladak kapal perang AS, USS Renville, yang berlabuh di Tanjung Priuk, Jakarta. Sebenarnya perundingan ini sangat merugikan pihak Indonesia, karena salah satu isi dari perundingan ini, Wilayah Republik Indonesia menjadi semakin sempit dan terkurung oleh daerah kekuasaan Belanda. Dan Belanda melanggar perjanjian tesebut dengan melakukan Agresi Militer II pada 19 Desember 1948.

3. perundingan Roem-Royen

Perundingan Roem-Royen, disepakati pada 7 Mei 1949. Merupakan perundingan untuk reaksi atas Belanda yang melancarkan Agresi Militer II. Dan mendapat dukungan dari PBB setelah para diplomat Indonesia menguraikan Agresi yang terjadi di Indonesia ini. Perjanjian ini diselenggarakan di Hotel des Indes, Jakarta pada 14 April 1949. Isi dari perjanjian ini salah satunya adalah Pemerintah Republik Indonesia di kembalikan ke Yogyakarta, dan akan diselenggarakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda.

4. Konferensi meja bundar

Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan perundingan lanjutan dari perundingan Roem-Royen. Konferensi ini berlangsung di Den Haag, Belanda pada 23 Agustus sampai 2 November 1949. Perundingan KMB in berlangsung cukup alot dan panjang. Tapi, menimbulkan dampak yang positif setelahnya, yaitu secara sepenuhnya dan tanpa bersyarat, Belanda mengakui Kemerdekaan dan Kedaulatan Indonesia.

...semoga membantu...