Jawaban:

Akibat situasi jakarta yang tidak kondusif, maka ibu kota negara pindah ke Yogyakarta. Saat itu Indonesia mengalami masalah keamanan dan ekonomi. Guna mengatasi masalah ekonomi tersebut diantaranya untuk mengadakan pencetakan uang RI maka diusulkan untuk mengadakan Program Pinjaman Nasional.

Penjelasan:

Latar Belakang Program Pinjaman Nasional

• Pada Januari 1946, pusat pemerintahan Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta.
• Kepindahan pusat pemerintahan ke Yogyakarta ini menjadi salah satu upaya darurat untuk menyelamatkan masa depan Republik.
• Republik Indonesia juga mengalami masalah ekonomi. Bahkan, Indoneisa hampir kehabisan uang tunai saat pemerintahan pindah ke Yogyakarta.
• Oleh sebab itu, RI mencetak uang sendiri.
• Pencetakan uang membutuhkan waktu dan dana, sementara uang Indonesia terus defisit karena membayar pegawai dan delegasi ke luar negeri.
• Mantan Penasehat Chuo Sangi-In Prawoto Soemodilogo mengusulkan agar pemerintah menarik dana dari masyarakat. Dana itu nantinya akan dianggap sebagai pinjaman negara dari rakyatnya, termasuk negara asing.
• Pemerintah Indonesia menargetkan pinjaman dari warganya sebesar satu miliar rupiah. Dana tersebut akan dialokasikan untuk persiapan pendirian bank sirkulasi uang milik Republik, menutup defisit anggaran, modal awal untuk kredit bank, dan proyek rekonstruksi.
• Program ini kemudian disebut sebagai Program Pinjaman Nasional.