Jawaban:

Perjanjian Roem-Roijen dimulai pada tanggal 17 April 1949 dan ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Namanya diambil dari kedua pemimpin delegasi, yaitu Mohammad Roem (delegasi dari Indonesia) dan Herman van Roijen dari (delegasi dari Belanda).

Penjelasan:

1. Apa isi perjanjian Roem-Roijen?

Jawab:

Isi perjanjian Roem Royen untuk Indonesia:

Memerintahkan rakyat Indonesia yang bersenjata untuk menghentikan perang gerilya. Belanda ikut bekerja sama dalam mengembalikan kondisi pasca perang dan ikut menjaga ketertiban dan keamanan.

2. Mengapa perjanjian antara Indonesia dengan Belanda disebut sebagai perjanjian Roem-Roijen?

Jawab:

Nama perjanjian ini diambil dari kedua pemimpin delegasi yang bernama Mohammad Roem dan Herman van Roijen. Hal ini merupakan salah satu bukti perjuangan Indonesia untuk membebaskan diri dari penjajahan Belanda. Dapat diketahui, Belanda enggak sepenuhnya setuju atas kemerdekaan dari Indonesia pada tahun 1945.

3. Siapa saja tokoh perjanjian Roem-Roijen?

Dalam perjanjian Roem-Roijen, Indonesia diwakili oleh Mohammad Roem dan beberapa anggota lain seperti:

• Ali Sastroamijoyo

• Dr. Leimena

• Ir. Juanda

• Prof. Supomo

• Latuharhary

Adapun, pihak Belanda diwakili oleh Dr. J. Herman van Royen dan beberapa anggota lain seperti:

• Blom

• Jacob

• Dr. Van

• Dr. Gede

• Dr. P.J. Koets

• Van Hoogstraten

• Dr. Gleben

4. Bagaimana pernyataan delegasi Indonesia dalam perundingan Roem-Roijen?

Jawab:

1.Pengembalian Soekarno dan Hatta ke Yogyakarta. 2.Kesedian penghentian tembak menembak. 3.Kesediaan mengikuti KMB setelah pengembalian Pemerintah RI ke Yogyakarta. 4.Bersedia bekerjasama dalam memulihkan perdamaian dan tertib hukum.

5. Kapan terjadinya perjanjian Roem-Roijen?

Jawab:

14 April 1949 sampai 7 Mei 1949

6. Dimana perjanjian antara indonesia dan belanda Roem-Roijem dibuat?

Jawab:

Perundingan Roem Royen diadakan di Hotel Des Indes Jakarta dan dipimpin oleh Merle Cochran, delegasi RI diwakili oleh Mr. Muhammad Roem dan Belanda diketuai oleh Dr. JH. Van Royen.