Jawaban:

Untuk mengatasi masalah tersebut, beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain:

• Diversifikasi Mata Uang: Negara pengekspor dapat mempertimbangkan untuk menerima pembayaran dalam mata uang lain selain mata uang domestik. Dengan menerima mata uang yang berbeda, negara pengekspor dapat mengurangi ketergantungannya terhadap satu mata uang tertentu dan mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar.
• Penandatanganan Perjanjian Swap Mata Uang: Negara pengekspor dapat menjalin perjanjian swap mata uang dengan negara pengimpor. Dalam perjanjian ini, kedua negara sepakat untuk saling menukar mata uang dalam jumlah tertentu dengan kurs yang disepakati. Hal ini dapat membantu mengurangi kebutuhan untuk menggunakan mata uang negara pengekspor dalam transaksi perdagangan.
• Penggunaan Mata Uang Alternatif: Negara pengekspor dapat mengembangkan dan mempromosikan penggunaan mata uang alternatif yang diterima secara luas dalam perdagangan internasional. Contohnya adalah penggunaan Dolar Amerika Serikat (USD) sebagai mata uang referensi dalam perdagangan komoditas seperti minyak atau penggunaan Euro dalam perdagangan di Uni Eropa.
• Pembayaran dalam Mata Uang Digital: Penggunaan mata uang digital atau kripto seperti Bitcoin dapat menjadi alternatif untuk pembayaran dalam perdagangan internasional. Namun, penggunaan mata uang digital masih terbatas dan perlu perhatian lebih terkait dengan regulasi dan volatilitas nilai tukar.
• Penyelesaian Perdagangan melalui Perjanjian Barter: Negara pengekspor dan negara pengimpor dapat menjalin perjanjian barter di mana barang dan jasa dapat dipertukarkan langsung tanpa melibatkan pembayaran dalam mata uang. Perjanjian barter ini dapat mengurangi kebutuhan untuk menggunakan mata uang negara pengekspor.

Pilihan solusi yang tepat tergantung pada kebijakan dan kepentingan ekonomi masing-masing negara. Penting untuk dicatat bahwa solusi ini melibatkan kerjasama antara negara pengekspor dan negara pengimpor serta koordinasi kebijakan moneter dan perdagangan internasional.