Keterkaitan ruang dengan terjadinya interaksi sosial dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Ruang dapat mempengaruhi jenis dan frekuensi interaksi sosial antara individu. Misalnya, di daerah perkotaan dengan kerapatan penduduk yang tinggi, individu cenderung memiliki interaksi sosial yang lebih sering dan beragam dibandingkan di daerah pedesaan dengan kerapatan penduduk yang rendah.

2. Faktor fisik dan geografis ruang seperti jarak, topografi, dan aksesibilitas juga mempengaruhi interaksi sosial. Jarak yang terlalu jauh antara individu atau kelompok dapat menghambat terjadinya interaksi sosial, sementara aksesibilitas yang mudah dan topografi yang terbuka dapat mendorong interaksi sosial.

3. Adanya kelompok sosial yang terbentuk di dalam suatu ruang, seperti komunitas atau lingkungan sekitar, dapat mempengaruhi terjadinya interaksi sosial. Kelompok sosial tersebut dapat memfasilitasi terjadinya interaksi sosial atau sebaliknya dapat mengekang interaksi sosial.

4. Pembangunan infrastruktur dan perubahan sosial-ekonomi juga dapat mempengaruhi interaksi sosial. Misalnya, adanya pembangunan jalan raya dan fasilitas transportasi yang memadai dapat membuka aksesibilitas dan mempermudah interaksi sosial antarwilayah.

5. Selain itu, faktor budaya juga mempengaruhi terjadinya interaksi sosial. Misalnya, adat istiadat dan norma sosial yang berbeda di suatu daerah dapat mempengaruhi jenis dan frekuensi interaksi sosial antara individu.