Berikut ini adalah pertanyaan dari agussap90 pada mata pelajaran IPS untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
1 Kawasan Perdagangan Bebas Perbara
2 adanya perkembangan ekonomi pada setiap anggota negara ASEAN
3 menjadikan kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif
4 terbukanya peluang perdagangan yang sangat besar dan luas
5 Saat ini, Indonesia sebagai rumah bersama tengah menghadapi berbagai cobaan. Kita meghadapi tantangan radikalisme, terorisme, intoleransi, anti-Pancasila, hingga tantangan di bidag penegakan hukum, pemberantasan korupsi, dan ekonomi serta kesejahteraan.
Tantangan radikalisme yang paling nyata adalah munculnya kelompok pengusung pemikiran-pemikiran radikal dimana kekerasan dianggap sebagai cara untuk menyuarakan kepentingan dan menyelesaikan masalah. Pemikiran radikalisme melahirkan sikap hidup intoleran bahkan terorisme yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pada sisi yang lain, muncul juga kelompok organisasi keagamaan yang mengusung pemikiran anti-Pancasila sehingga pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 2 Tahun 2017 tentang Ormas untuk menertibkan ormas yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.
Pada sisi penegakan hukum dan pemberantasan korupsi, kita masih menghadapi tantangan yang cukup berat. Berdasarkan indeks rule of law yang dirilis World Justice Project (2016), dari 113 negara, ranking penegakan hukum Indonesia menempati posisi 61 dengan skor 0.5. Sementara di tingkat regional ranking Indonesia adalah 9 dari 15 negara.
Alat ukur yang berpengaruh pada turunnya indeks penegakan hukum adalah keadilan dimana untuk penegakan keadilan Indonesia menempati posisi 92 dari 113 negara, pemenuhan hak-hak rakyat posisi 74 dari 113 negara, pemberantasan korupsi ranking 84 dari 113 negara, dan penegakan hukum ranking 80 dari 113 negara.
Untuk pemberantasan korupsi, menurut Transparency International Indonesia (TII), Corruption Perseption Index (CIP) atau indeks persepsi korupsi pada 2016 mempunyai skor 37 dari rentang O-100. Bandingkan pada tahun 2015 dimana CPI Indonesia ada di skor 36. Sementara skor tahun 2014 adalah 34. Artinya, dalam tiga tahun terakhir skor pemberantasan korupsi belum mengalami perubahan signifikan karena praktek korupsi juga ternyata masih tinggi karena pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK belum dilakukan secara menyeluruh dan dipandandang masih bersikap diskriminatif.
Selain tantangan di atas, tantangan yang juga masih terasa di usia 72 tahun kemerdekaan Indonesia adalah belum terpenuhinya janji kemerdekaan yaitu memberikan kesejahteraan kepada rakyat. Meskipun fondasi ekonomi makro dinilai cukup baik dalam beberapa tahun terakhir, namun di sisi lain pertumbuhan ekonomi belum sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan rakyat. Mari lihat pendapatan per kapita naik, tetapi ketimpangan orang kaya dan miskin tinggi. Berdasarkan data BPS tahun 2016, pendapatan per kapita adalah 3.700 dollar AS. Tetapi rasio ketimpangan (gini indeks) sebesar 0,39 yang menggambarkan masih tingginya tingkat ketimpagan ekonomi.
Sumber utama ketimpangan ekonomi dapat dilihat dari ketimpangan penguasaan lahan dan tanah. Kurang lebih ada 4,5 juta jiwa rakyat yang tidak memiliki akses terhadap lahan. Begitu juga ada 13,5 juta kepala keluarga tidak memiliki hunian. Dilihat dari perkembangan usaha mikro, memang usaha mikro mendominasi 91% dari total usaha tetapi nilainya hanya 6%. Faktor yang lain juga ada pangsa pasar modern terus naik dari 25,2% (2002) menjadi 44,2% (2011) sementara pasar tradisional semakin menyusut. Hal yang juga terasa adalah ketidakadilan dalam pasar tenaga kerja/kesempatan usaha, lemahnya nilai rantai diantara sektor usaha, serta permasalahan konektivitas dan ketimpangan infrastruktur. Semua faktor tersebut telah melahirkan angka pengangguran mencapai 7 juta jiwa di 2017.
Ketimpangan ekonomi juga dapat dilihat dari data simpanan perbankan nasional tahun 2016. Simpanan yang lebih dari Rp 5 miliar mencapai nilai simpanan Rp 2.433 triliun (47,6%) dengan jumlah rekening yang dimiliki penduduk Indonesia hanyalah 88.000 rekening atau setara dengan 0,04% dari seluruh rekening. Untuk simpanan Rp 1 miliar – Rp 5 miliar mempunyai nilai simpanan Rp 851 triliun (16,6%) dengan jumlah 411.000 rekening (0,19%), simpanan Rp 100 juta – Rp 1 miliar mempunyai nilai simpanan Rp 1.112 triliun (21,7%) dengan jumlah rekening 3,9 juta (1,79%). Sedangkan simpanan dibawah Rp 100 juta mempunyai nilai simpanan Rp 724 triliun (14,1%) dengan jumlah rekening 212 juta atau setara 97,98%). Data perbankan ini menunjukan bahwa ketimpangan dilihat dari jumlah simpanan perbankan masih didominasi oleh 97,8% rekening rakyat yang mempunyai rakyat nilai simpanan di bawah Rp 100 juta. Sedangan yang kaya dengan nilai simpanan di atas Rp 5 miliar hanya 0,19 rekening tetapi menguasai nilai simpanan perbankan sebesar 47,6%.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh ravimahira746 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sat, 05 Nov 22