Beberapa wilayah Indonesia memiliki potensi sumber daya mineral yang beragam dan melimpah, seperti Batubara, emas, tembaga, nikel, timah, bauksit, dan lain-lain. Pengelolaan hasil pertambangan di beberapa wilayah Indonesia menjadi perhatian penting dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan dan keberlangsungan hidup masyarakat sekitar.

Beberapa wilayah yang terkenal dengan kegiatan pertambangan di Indonesia antara lain Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Namun, pengelolaan hasil pertambangan yang tidak tepat dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar, seperti pencemaran air, tanah, dan udara, kerusakan lahan, konflik sosial, dan kerugian ekonomi. Oleh karena itu, pengelolaan hasil pertambangan harus dilakukan dengan prinsip-prinsip yang sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, seperti transparansi, akuntabilitas, partisipasi, kesejahteraan, dan keadilan.

Beberapa contoh pengelolaan hasil pertambangan di beberapa wilayah Indonesia​ adalah sebagai berikut:

- Di Kalimantan Timur, PT Kaltim Prima Coal (KPC) menerapkan program rehabilitasi lahan bekas tambang Batubara dengan menanam pohon-pohon lokal yang sesuai dengan kondisi tanah dan iklim setempat. Program ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi ekologis lahan bekas tambang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dengan memberikan lapangan kerja dan pendapatan.

- Di Papua, PT Freeport Indonesia (PTFI) melakukan pengelolaan limbah tambang emas dan tembaga dengan menggunakan teknologi tinggi yang ramah lingkungan. Limbah tambang diproses menjadi tailing yang kemudian disimpan di tempat penampungan khusus yang dilengkapi dengan sistem pengendalian erosi dan sedimentasi. Selain itu, PTFI juga melakukan program konservasi keanekaragaman hayati di sekitar wilayah tambang dengan melibatkan masyarakat adat dan pemerintah daerah.